Sunday, November 18, 2012

Tips Menjadi Agen Syariah Sukses


Tips Menjadi Agen Asuransi Syariah Sukses
H.M. Iman Sastra Mihajat, Lc, PDIBF, MSc Fin, Ph.D
Shariah Compliance Group PT Takaful Indonesia dan Sekretaris IAEI (Indonesian Association for Islamic Economist)

Dalam bisnis perasuransian, baik itu konvensional maupun syariah untuk mencapai peningkatan asset secara signifikan adalah memiliki agen tangguh dan handal dalam menjual services kepada nasabah. Jikalau agen penjual service ini tidak tepat menyampaikan sebuah produk (meskipun secara produk ia adalah produk yang terbaik dan dibutuhkan oleh semua kalangan) dengan baik dan benar, maka pesan inti dari produk itu tidak akan dapat diterima dengan baik oleh nasabah. Maka dari itu, kunci supaya bisnis perasuransian ini berhasil dan sukses, maka harus memiliki agen penjual yang betul-betul memahami produk dengan baik dan menguasai komunikasi yang baik dan benar kepada siapa dia berjualan services ini.

Jika di konvensional, kebanyakan yang ditekankan kepada para agen mereka adalah bagaiman bisa menjadi agen terbaik diantara mereka dan bisa menduduki top agen di nasional, sehingga keagenan mereka dapat diakui, bahkan di kancah internasional. Dengan mengharapkan penghasilan perbulan diatas rata-rata pegawai kantoran (financial freedom), mereka bekerja keras banting tulang demi mencapai target yang sudah ditetapkan. Akan tetapi ada beberapa hal yang kadang sering dilupakan oleh agen ini, yaitu ethica dalam berjualan yang tidak sesuai dengan syariah baik itu cara berpakaian yang kurang santun, penghalalan segala cara supaya dapat close, ataupun hubungan yang berlebihan antara agen dan nasabah, bahkan menipu para nasabah demi mencapai target income perbulan meskipun nasabah dirugikan, misalnya keinginan nasabah untuk menyetorkan dana tersebut perbulan, akan tetapi dimanipulasi sehingga seperti lump sum (sekaligus) dalam setahun.

Dan yang paling penting adalah, di konvensional, produk yang dijual adalah produk yang jelas-jelas melanggar aturan syariah islam. Seperti disetiap produk mereka adalah mengandung unsur judi (maysir) dimana perusahaan mereka menjual risiko kepada nasabah dimana mereka berspekulasi tidak semua nasabah akan klaim dalam satu waktu tertentu secara bersamaan. Jika ada kelebihan klaim, maka itu akan menjadi keuntungan perusahaan. Selain itu, produk mereka mengandung gharar dan riba, dimana riba didunia asuransi terjadi ketika perusahaan menginvestasikan dananya di perbankan konvensional yang berbasis bunga dan di pasar modal yang perusahaan-perusahaan mereka mentreat hutang dari pihak luar haruslah dibayarkan sesuai dengan kesepakatan plus bunga yang dijanjikan. Sedangkan gharar terjadi dimana ketika perusahaan asuransi menjual produk yang tidak jelas wujudnya, seperti halnya menjual produk kematian padahal didalam syariah, barang yang bisa diperjual belikan itu haruslah mengandung unsur mal mutaqowwam: yaitu barang yang ada wujudnya, bernilai, dapat diketahui, dan dapat di pindahkan kepemilikannya dari pihak satu ke pihak lainnya.

Didalam syariah, yang paling mendasar adalah, unur riba, maysir dan gharar ditiadakan untuk menggapai asas kesyariahan disetiap produk, bahkan menjauhkan akad-akad yang dilarang didalam syariah. Sehingga asuransi syariah dapat menjamin bahwasanya disetiap produk mereka bebas dari unsur yang dilarang didalam syariah dan mengikuti peraturan syariah yang ada baik dari al-quran, sunnah, dan dalil lainnya yang topang juga dengan fatwa dewan syariah nasional majlis ulama Indonesia.

Dari aspek penjualan, agen syariah selayakanya memperhatikan etika berjualan jangan sampai melanggar aspek-aspek syariah seperti tidak boleh menutupin kekurangan setiap produk, menjelaskan segala aspek tentang produk sehingga nasabah betul-betul mengenal poin per poin tentang produk tersebut. Menjaga jarak yang wajar hubungan antara penjual produk dengan nasabah, dan tidak boleh memanipulasi data yang sudah ada.

Tips Menjadi Agen Syariah yang Sukses

Ada banyak motif yang dimiliki setiap agen kenapa mereka ingin berprofesi menjadi agen syariah, secara umum, hal ini bisa dirangkum dalam beberapa motif:

1. Ingin memiliki penghasilan yang lebih baik daripada menjadi pegawai
2. Ingin menjadi pejuang ekonomi syariah
3. Ingin menambah ilmu tentang asuransi syariah
4. ingin menambah link
5. financial freedom
6. ingin membantu orang lain menguruskan perencanaan keuangannya dengan baik
7. dan lain lain

dari rangkuman motif diatas, disetiap motif yang dimiliki oleh agen, akan memiliki hasil yang berbeda, sebagai contoh, agen yang cuma jadi agen yang ingin menambah ilmu, akan sulit untuk mencapai agen yang sukses, karna tujuan utamanya hanya menambah ilmu tanpa ada motif yang kuat untuk menjadi sukses. Ataupun motif agen yang ingin menjadi mujahid ekonomi syariah, akan sulit juga menjadi agen yang sukses karna niat utamanya menjadi sebagai pejuang ekonomi syariah yang kebanyakan hanya sekedar menyebarkan tanpa berniat kuat untuk menyadarkan setiap nasabahnya dengan biak, yang kadang-kadang mempunyai fikiran yang kurang baik seperti: “ya sudah, kalau mau ikut syariah yah bagus, kalau ngga yah anda akan tanggung sendiri akibatnya nanti diakhirat”.

Maka dari itu, saya mencoba merangkumkan beberapa kiat sukses menjadi agen asuransi syariah yang berawal dari hadis nabi yang berbunyi:

““Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, hendaklah ia memelihara hubungan silaturrahim”. (Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)
Niatkan Silaturahim
 dari hadis diatas, bisa kita simpulkan bahwasanya untuk mendapatkan rizki yang banyak dan dimudahkan oleh Allah swt dalam memperolehnya, kunci utama adalah silaturahim. Karna semakin banyak seseorang mengenal orang lain, maka semakin banyak peluang rizki yang diperoleh. Karna kebanyakan rizki itu diperoleh hanya dari obrolan singkat yang menimbulkan peluang bisnis yang besar. Karna secara dasar, manusia akan lebih mempercayakan kebutuhan bisnis kepada orang yang dia kenal dibandingkan kepada orang yang belum dia kenal karna permasalahan trust. Belum tentu orang yang baru dikenal tersebut bisa melakukan bisnis yang diamanahkan kepada dia. Akan tetapi jikalau kita sudah mengenalnya, maka bisnis tersebut akan mudah diberikan dan diamanahkan kepada orang yang ia kenal.
Konsep silaturahim ini biasa dikenal didunia bisnis dengan konsep membangun link atau jaringan. Semakin banyak kita mengenal orang, terutama orang orang besar yang memiliki pengaruh, maka akan semakin besar peluang kita untuk menawarkan produk takaful yang ada. Maka dari itu, selayaknya agen-agen syariah semestinya semakin banyak mengumpulkan orang dan memperkenalkan diri, sehingga orang tau siapa kita dan apa keahlian kita, serta apa yang dapat kita berikan kepada orang lain. Terkadang, untuk tipe-tipe orang yang sudah faham bagaimana pentingnya berasuransi, maka ia akan mencari orang yang dapat menguruskan asuransinya sehingga kehidupannya terprotect. Ketika ia mencari seseorang yang bisa memberikan service kepadanya, orang yang pertama kali ia akan hubungi adalah orang yang dia kenal. Maka dari itu, pentingnya dikenal orang adalah konsep silturahim dalam memperluas rizki kita di muka bumi ini.
Selanjutnya, kesalahan didalam membentuk mindset didalam dunia peragenan adalah ketika seorang agen ingin menemui calon nasabahnya, yang ada di mindset dia adalah presentase bonus yang akan dia dapatkan ketika close, dan presentase apakah pertemuan tersebut akan prospek atau tidak. Padahal mindset yang benar adalah, niatkan yang utama dalam menemui nasabah tersebut adalah ingin mempererat silaturahim tanpa ada embel-embel harus close dan presentase bonus. Jika niat ini yang diutamakan, biasanya seseorang akan berat melangkahkan kaki ke para nasabah, karna targetnya harus close secepat mungkin. Padahal jikalau niatnya ingin mempererat silaturahim, maka kaki ini akan ringan dalam melangkah sehingga tanpa ada takut dan gundah kalau nanti diakhirnya tidak close, karna allah sudah mengatur rizki kita apakah kita layak mendapatkannya atau tidak. Sedangkan jikalau niatnya silaturahim, maka allah akan melapangkan rizki kita sesuai dengan usaha kita. Mungkin dua mindset ini memiliki end result sama, akan tetapi niatnya yang berbeda dan akan merubah pola berfikir masing-masing individu dalam menjalankan bisnis mencari nasabahnya ketika keluar dari rumah. Bagi yang berniat bersilaturahim menambah kolega dan sabahat, maka akan mudah baginya melangkahkan kaki untuk memperluas mencari sahabat dan saudara-saudara yang baru.
So, niatkan silaturahim dalam melangkahkan kaki kita ketika menemui nasabah, insya allah akan berbuah rizki seperti yang dijanjikan oleh Rasul kita didalam hadis diatas
Tolong Menolong
Kedua, untuk menjadi agen yang sukses adalah meniatkan diri kita ketika kita menemui nasabah adalah untuk menolong nasabah tersebut dari tidak teraturnya keuangan mereka. Sehingga, kebanyakan masyarakat kita yang seharusnya layak mendapatkan lebih dari penghasilan mereka, dikarnakan tidak baiknya pengaturan keuangan, mereka banyak mengalami kekurangan ketika kebutuhan yang secara mendadak menghampiri mereka. Maka dari itu kita sebagai penasehat nasabah dalam pengelolaan keuangan mereka, hendaknya meniatkan diri untuk membantu mereka supaya penghasilan yang mereka dapatkan dari hasil jerih payah mereka dapat dimaksimalkan dengan baik.
Di Indonesia, rata-rata penghasilan masyarakatnya adalah 1.5-2.5 juta perbulan. Akan tetapi banyak dari mereka yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai tingkat perguruan tinggi. Ketika saya memberikan pencerahan kepada para jamaah disalah satu masjid di Jakarta, ada yang mengeluh tentang rendahnya pendapatan mereka. Salah satu dari mereka adalah tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan jalan. Ketika saya Tanya berapa penghasilannya perhari, ia mengatakan mampu mengumpulkan antara 35 ribu – 70 ribu sehari, bahkan pernah 100 ribu lebih, ketika saya Tanya kembali, apakah berat bagi anda untuk menyisihkan 5 ribu sehari untuk pendidikan anakmu sehingga dia dapat mengenyam pendidikan sampai universitas? Dia bilang: tidak, maka dari itu, mulai saat ini, sisihkan 5 ribu rupiah, ketika sudah sebulan, asuransi syariahkan pendidikan anakmu dengan mengkontribusikan diri ke takaful sebagai pemegang asuransi pendidikan syariah. Apalagi jiakalau yang kita Tanya adalah perokok, kadang menghabiskan 10 ribu perhari untuk rokok saja, maka uang 5 ribu perhari itu bukanlah sesuatu hal yang besar. Mungkin banyak juga kalangan masyarakat lain yang mengeluh dengan minimnya penghasilan mereka, padahal jikalau dikelola dengan baik, maka ia akan menjadi seorang yang berkecukupan. Maka dari itu, salah satu misi terpenting menjadi agen adalah bagaimana seorang agen berusaha dapat membantu masyarakat kita supaya segala kebutuhannya terpenuhi sehingga mereka dapat menikmati hidup dengan lebih baik lagi.
Maka dari itu, niatkan di awal bahwasanya kita sebagai agen adalah penolong bagi saudara-saudara kita sesame muslim dan masyarakat Indonesia secara umum, karna asuransi syariah muncul di bumi Indonesia ini sama misinya seperti al quran diturunkan yaitu “rahamatan lil alamin”, rahmat bagi semesta alam tanpa melihat agama apa yang dia anut.
Mengambil pelajaran dari surat al-maidah ayat 2:
”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.”

Didalam ayat diatas allah memerintahkan kita untuk tolong menolong kepada sesame dalam hal kebaikan, dan jangan sampai kita saling tolong menolong dalam hal keburukan. Sedangkan mengajak setiap individu di sekitar kita berarti kita telah mengajak menolong mereka agar pendidikan anak mereka terselamatkan, agar kesehatan mereka terjamin, agar masa depan hari tua mereka terjaga, agar kendaraan yang mereka gunakan terproteksi, rumah yang mereka tinggali terjaga dengan baik dan lain-lain. Tidak hanya itu, ketika mereka sudah masuk dalam kelompok tolong menolong satu sama lain, berarti kita sudah memberikan manfaat kepada siapa saja yang masuk didalamnya, dimana seseorang mendapat berkah ketika salah seorang dari nasabah takaful mengalami kecelakaan, disetiap dari mereka akan mendapatkan pahala tatkala dana mereka mereka infakkan kepada sesame mereka. Alangkah luasnya pengetahuan islam dengan metode seperti ini, dan indahnya dalam hidup kebersamaan dalam hal saling tolong menolong ketika saudara kita ditimpa musibah, sebagaimana hadis menyebutkan bahwa:

“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang saling menguatkan bagian satu dengan bagian yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kaum mukminin itu seperti satu anggota tubuh, jika salah satu anggota tubuh tersebut merasakan sakit, maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakan sakitnya. Sebagaimana Rasul bersabda:
 “Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Banyak kesalahan dalam menjadi agen yaitu lebih mengedepankan “close” dan presentasi bagian ketika ingin melangkahkan kakinya, hal inilah yang membuat mereka berate sehingga terlalu banyak perhitungan ketika ingin menemui nasabah. Coba jiakalu metode ini dirubah dimana kita niatkan diri kita ketika menemui nasabah tadi untuk menolong dia supaya keuangannya terkelola dengan baik. Pasti langkah kita itu akan tergerak dengan ringannya dibandingkan dengan gerakan kita menuju close dan presentase bagian. Coba kita umpakan dua orang ketika melangkahkan kaki untuk mengajak dia untuk berbisnis yang mejajibkan seorang berfikir panjang untuk menyetujuinya, dengan seseorang yang ingin menjumpai sahabatnya dengan tujuan untuk menolong dia? Biasanya orang yang pertama akan banyak pertimbangan dalam melangkahkan kakinya untuk menuju nasabah-nasabahnya, sedangakan yang kedua akan lebih ringan langkah kakinya ketika ia ingin menolong seseorang seperti ketika kita melihat ada seseorang yang membutuhkan bantuan, maka langkah kaki kita akan cepat tanpa banyak fikiran, baik itu fikiran close dan persenan. Maka dari itu, muali sekarang harusnya sebagai agen memiliki pemikiran ketika ia ingin menemui nasabah, niatkan bahwa kita ingin membantu mereka, maka insya allah langkah kita akan mudah, yang seharusnya list nama calon nasabah itu cuma 10, bisa bertambah menjadi 11, 12 bahkan 20 atau lebih.
Konsep Bersyukur
Kebanyakan dari kita kadang salah dalam memahami konsep syukur, dimana seorang yang bersyukur itu adalah orang yang menerima apa adanya diri dia sekarang, penghasilan dia sekarang, keadaan dia seakarang tanpa mau meningkatkan potensi yang ia miliki. Mungkin sering kita bertemu teman dan sahabat kita yang kebanyakan mereka berpandangan bahwasanya “sudahlah, tidak usah terlalu dikejar dunia ini, syukuri saja apa yang ada” atau begini “buat apa sih capek-capek kerja, pagi sudah bangun dan beraktifitas, santai saja”. Kalau kita perhatikan, mungkin kata-kata ini sering keluar dari mulut teman-teman kita, tetangga-tetangga kita, saudara-saudara kita, dan coba kita lihat keadaan mereka, pasti rata-rata menengah kebawah, bahkan lebih bawah lagi.
Karna konsep syukur yang mereka fahami kurang tepat, padahal syukur yang semestinya adalah, kita menerima keadaan ktia sekarang yang telah diberikan oleh allah swt, dan meningkatkan apa yang bisa kita tingkatkan, menggali potensi diri supaya bisa hidup lebih baik, bekerja keras dalam melaksakan sesuatu. Itulah syukur yang benar.
Bukankah allah lebih suka muslim yang kaya daripada miskin? Bukankah suri tauladan kita Muhammad saw adalah orang yang kaya raya meskipun kekayaan beliau tidak lebih dari tiga hari bertahan dirumah beliau, karna beliau infakkan semua, akan tetapi yang terpenting adalah beliau mencontohkan kita untuk kaya. Bukankah ayat jihad yang ada didalam al-quran itu yang didahulukan adalah berjihad dengan harta, baru jiwa, yang berarti memiliki makna bahwa kita harus kaya didunia ini sehingga mampu menegakkan islam dengan kekuatan kekayaaan yang kita miliki. Bukankah para sahabat dulu banyak dari mereka yang kaya raya? Oleh sebab itu, kita haruslah menjadi orang kaya dan baru bersyukur dengan apa yang kita miliki dengan berzakat, infak, sadaqah, membantu orang yang tidak mampu, dan hal-hal baik lainnya yang bisa kita kerjakan sehingga koleksi pahala kita bisa lebih banyak lagi.
Konsep syukur lainnya adalah menggali potensi diri sehingga hari ini bisa lebih baik dari hari kemarin. Bukankah rasul pernah mengatakan, bahwasanya siapa yang dirinya hari ini sama dengan hari kemarin, berarti dia adalah orang yang merugi, siapa yang hari ini lebih jelek dari kemarin maka dia adalah orang celaka, barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dialah orang yang beruntung. Berarti kita diperintahkan untuk menggali potensi diri bahwa kita harus bisa mendapatkan yang lebih baik dari hari kemarin, jangan sampai cuma menghasilkan sesuatu yang sama atau bahkan lebih jelek lagi.
Maka dari itu, sebagai agen, kita tidak boleh puas dengan menghubungi nasabah 3 orang sehari, targetkan lebih banyak dari itu, kalau misalnya hari ini bisa 3, besok harus 4, besoknya lagi harus 5 bahkan sepuluh bahkan lebih banyak lagi. Jangan pernah merasa puas target yang kecil, puaslah ketika anda mempunyai target yang besar. Karna target yang besar, kecilnya adalah besar. Sedangkan target yang kecil, besarnya adalah kecil, dan kecilnya adalah sangat kecil sekali.
Seperti perumpaan seseorang yang memiliki target 100 juta, maka dia akan bekerja keras dalam menempuhnya, seluruh effort akan dia kerahkan seutuhnya, sedangkan yang mempunya target 10juta bisa, effort yang ia miliki hanyalah 10 persen dari target orang pertama. Kecilnya dari orang pertama mungkin 50 persen dari target yaitu 50 juta, sedangkan besarnya target kedua cuma 10 juta, dan kecilnya cuma 5 juta bahkan lebih rendah dibawah itu.
Rizki Allah itu Luas
Maka dari itu, kita harus faham bahwa rizki allah itu sangat luas sekali dimuka bumi ini, tinggal bagaimana kita menggalinya dan mencarinya sesuai dengan aturannya. Allah memerintahkan kita untuk berpencar dimuka bumi allah ini untuk mencari ridha dan rahmatnya. Karna rizki allah itu luas, maka kita harus keluar, karna rizki allah itu banyak, maka kita harus mempersiapkan diri kita sebagai orang yang layak menerima rizki allah yang luas dan banyak ini.
Janganlah sekali-sekali kita mematok rizki kita dengan jumlah yang kecil sedangkan kita mempunyai potensi untuk mendapatkan yang besar sekali, janganlah kita membatasi apa yang ingin kita capai padahal kita bisa mencapai lebih dari itu. Maka dari itu sebagai agen, janganlah kita membatasi diri bersilaturahim dengan makhluk allah, karna belum tentau apa yang kita fikirkan, itulah yang terbaik. Seperti halnya kita melihat orang dari penampilannya saja, kita tidak mendekati orang yang menurut kita tidak prospek, padahal dibalik itu semua, banyak rizki allah yang tersimpan didalam diri orang-orang yang menurut kita tidak prospek. Berapa banyak orang kaya raya yang tidak menunjukkan identitas dia sebenarnya? Betapa banyak orang hebat yang jarang menunjukkan identitas dia, maka dari itu, janganlah batasi diri untuk bersilaturahim ke siapaun, karna siapa tau allah akan membukakan pintu rizki dari pintu yang tidak pernah kita duga-duga.
Ilmu sebagai landasan Sukses
Kadang, sebagai marketing takaful, kita lebih focus kepada ilmu selling skill kita dan marketing, jarang sekali kita ingin menambah ilmu yang mensupport hal-hal terkait dengan produk yang kita jual. Padahal, untuk menjadi marketing yang handal, kita haruslah memiliki ilmu yang banyak tanpa lelalh untuk terus belajar, apalagi ilmu penunjang bisnis kita supaya setiap pertanyaan yang datang kepada kita, kita bisa menjawabnya dengan baik dan benar.
Ilmu fikih muamalah misalnya, ini adalah ilmu wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang yang berkaitan dengan bisnis syariah. Jikalau ilmu ini kita tidak menguasai dengan baik, bagaimana kita ingin diangkat derajatnya kepada maqom yang lebih tinggi lagi? Sedangkan allah sendiri sudah menjelaskan bahwasanya orang-orang yang diangkat derajatnya disisi allah itu adalah pertama orang yang beriman, sedangkan yang kedua adalah orang yang berilmu. Maka jikalau kita tidak memiliki ilmu yang memadai, maka allah tidak akan pernah mengangkat lebih tinggi derajat kita sebagaimana allah sudah janjikan didalam alquran:
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS 58 :11).
Bahkan menurut Ath-Thabari, "Allah mengangkat derajat orang beriman yang berilmu di hadapan orang beriman yang tidak berilmu karena keutamaan ilmu mereka (jika mereka mengamalkan ilmu tersebut. Dan Imam Asy-Syaukani menambahkan, "yaitu derajat yang tinggi dengan kemuliaan di dunia dan pahala di akherat"

Dalam suatu kisah, suatu hari Nafi` bin Abdul Harits mendatangi Amirul Mukminin (Umar bin Khattab) di daerah `Usfan (saat itu Umar tengah mempercayakan kepemimpinan Mekah kepada Nafi`); Umar bertanya, "Siapa yang engkau jadikan penggantimu -sementara waktu- bagi penduduk Mekah?", Nafi` menjawab "Ibnu Abza", Umar bertanya, "Siapa Ibnu Abza?", Nafi` menjawab, "Seorang budak", Umar, "Engkau telah memberikan kepercayaan kepada seorang budak?!", Nafi`, "Sesungguhnya ia hafizh Al-Qur`an dan berilmu tentang faraidh (yakni hukum-hukum islam)". Kemudian Umar berkata, "Sungguh Nabi kalian telah berkata: "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebagian manusia dengan Al-Qur`an dan merendahkan sebagian yang lain karenanya."
Sungguh besar derajat orang yang berilmu, maka dari itu, tanamkan dari sekarang, jadikanlah pribadi yang haus akan ilmu, tidak hanya ilmu fikih muamalah, bisa juga ilmu keuangan syariah secara umum seperti, ilmu pasar modal syariah, investasi syariah, risk management syariah dan ilmu penunjang lainnya.
Tunjukkan Professionalisme
Dan yang terakhir yang paling penting adalah, tunjukkan professioanlisme kita sebagai agen syariah yang handal dan kompeten dibidangnya dan mampu mengurus keuangan orang lain dengan baik, tepat, dan benar sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan didalam al quran, al sunnah, fatwa DSN-MUI dan Peraturan Kementrian keuangan. Jangan didalam menjual produk yang baik dan halal, kita memelas supaya minta didukung produk ini demi memajukan keuangan syariah di tanah air, jangan sekali. Ketika kita masuk dunia bisnis, yang harus ditonjolkan yang utama adalah kita adalah perusahan asuransi syariah yang professional, kompeten dibidangnya, dan memiliki SDM yang berkualitas dan handal yang mampu mengelola keuangan dengan baik , tepat dan benar. Baru setelah itu jikalau ingn ditonjolkan kesyariahan silahkan, asalkan bukan yang utama.
Karna kebanyakan bisnismen khususnya, kadang tidak melihat apakah itu syariah atau tidak, dia lebih melihat apakah itu bisa memberikan manfaat yang maksimal untuk mereka atau tidak, apakah dana mereka dikelola dengan baik dan professional atau tidak, baru setelah itu kelebihan kita dibandingkan yang lain adalah, kita adalah perusahaan syariah yang dananya lebih barokah dibandingkan yang lainnya.
Maka dari itu, kesimpulannya adalah untuk menjadi agen sukses kita harus memiliki poin-point penting dibawah ini:
1. Harus tau apa motivasi untuk menjadi Agen
2. Jangan terfokus pada “finnacial freedom” saja, karna akan jd problem di kemudian hari
3. Jadikan Silaturahim sebagai tujuan utama (niatnya) dalam menjadi agen dengan membangun link dan koneksi sebanyak-banyaknya
4. Niatkan tolong menolong, sehingga meringankan langkah kita menuju ridha dan rahmat allah
5. Perbaiki konsep bersyukur kita yang masih salah dengan memanfaatkan potensi yang ada di diri kita agar bisa lebih bermanfaat lagi bagi orang lain.
6. Rizki Allah itu Luas dan banyak, maka kejarlah dan jangan mematok dan membatasinya
7. Ilmu adalah landasan untuk sukses dan diangkat derajatnya oleh Allah swt
8. Tonjolkan profesionalitas takaful dan manfaat produk, bukan sisi syariah dan
mencari ridho Allah nya saja
9. Profit dan hasil investasi Takaful digunakan untuk pengembangan ekonomi umat islam di indonesia bukan di bawa lari ke luar negeri yang manfaatnya dirasakan oleh orang asing.

Selamat mencoba dan semoga sukses

Penulis adalah Shariah Compliance Group PT Takaful Indonesia, pernah menjadi Faculty Member (Trainer) Keuangan Syariah di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Beliau juga Aktif sebagai Sekretaris Ikatan Ahli Ekonomi Islam (DPP IAEI Pusat), selain itu, beliau juga Dosen Asurnasi Syariah, Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, UIN Jkt, Pascasarjana Universitas Trisakti, Universitas Islam Az Zahrah, Konsultan Asuransi Shariah, Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah Zakirah Group, Trainer Fikih Muamalah on Islamic Banking and Finance Di Iqtishad Consulting MES, R&D WakafPro99 Dompet Dhuafa Jawa Barat, Ph.D Islamci Banking and Finance (IIiBF) International Islamic University Malaysia. Selain itu, beliau juga sering diundang jadi pembicara baik itu dalam maupun luar negri.


Sumber: Majalah Sharing Edisi Oktober dan November 2012, dua Edisi...

1 comment:

  1. Bagus sekali mas..
    mantap kali lah....

    sangat informatif dan insyaAllah Bermanfaat bagi saya :)

    ReplyDelete

Popular Posts