Tips
Menjadi Agen Asuransi Syariah Sukses
H.M.
Iman Sastra Mihajat, Lc, PDIBF, MSc Fin, Ph.D
Shariah
Compliance Group PT Takaful Indonesia dan Sekretaris IAEI (Indonesian Association
for Islamic Economist)
Dalam bisnis perasuransian, baik itu
konvensional maupun syariah untuk mencapai peningkatan asset secara signifikan
adalah memiliki agen tangguh dan handal dalam menjual services kepada nasabah.
Jikalau agen penjual service ini tidak tepat menyampaikan sebuah produk
(meskipun secara produk ia adalah produk yang terbaik dan dibutuhkan oleh semua
kalangan) dengan baik dan benar, maka pesan inti dari produk itu tidak akan
dapat diterima dengan baik oleh nasabah. Maka dari itu, kunci supaya bisnis
perasuransian ini berhasil dan sukses, maka harus memiliki agen penjual yang
betul-betul memahami produk dengan baik dan menguasai komunikasi yang baik dan
benar kepada siapa dia berjualan services ini.
Jika di konvensional, kebanyakan yang
ditekankan kepada para agen mereka adalah bagaiman bisa menjadi agen terbaik
diantara mereka dan bisa menduduki top agen di nasional, sehingga keagenan mereka
dapat diakui, bahkan di kancah internasional. Dengan mengharapkan penghasilan
perbulan diatas rata-rata pegawai kantoran (financial freedom), mereka bekerja
keras banting tulang demi mencapai target yang sudah ditetapkan. Akan tetapi
ada beberapa hal yang kadang sering dilupakan oleh agen ini, yaitu ethica dalam
berjualan yang tidak sesuai dengan syariah baik itu cara berpakaian yang kurang
santun, penghalalan segala cara supaya dapat close, ataupun hubungan yang
berlebihan antara agen dan nasabah, bahkan menipu para nasabah demi mencapai
target income perbulan meskipun nasabah dirugikan, misalnya keinginan nasabah
untuk menyetorkan dana tersebut perbulan, akan tetapi dimanipulasi sehingga
seperti lump sum (sekaligus) dalam setahun.
Dan yang paling penting adalah, di
konvensional, produk yang dijual adalah produk yang jelas-jelas melanggar
aturan syariah islam. Seperti disetiap produk mereka adalah mengandung unsur
judi (maysir) dimana perusahaan mereka menjual risiko kepada nasabah dimana
mereka berspekulasi tidak semua nasabah akan klaim dalam satu waktu tertentu
secara bersamaan. Jika ada kelebihan klaim, maka itu akan menjadi keuntungan
perusahaan. Selain itu, produk mereka mengandung gharar dan riba, dimana riba
didunia asuransi terjadi ketika perusahaan menginvestasikan dananya di
perbankan konvensional yang berbasis bunga dan di pasar modal yang
perusahaan-perusahaan mereka mentreat hutang dari pihak luar haruslah
dibayarkan sesuai dengan kesepakatan plus bunga yang dijanjikan. Sedangkan
gharar terjadi dimana ketika perusahaan asuransi menjual produk yang tidak
jelas wujudnya, seperti halnya menjual produk kematian padahal didalam syariah,
barang yang bisa diperjual belikan itu haruslah mengandung unsur mal
mutaqowwam: yaitu barang yang ada wujudnya, bernilai, dapat diketahui, dan
dapat di pindahkan kepemilikannya dari pihak satu ke pihak lainnya.
Didalam syariah, yang paling mendasar
adalah, unur riba, maysir dan gharar ditiadakan untuk menggapai asas
kesyariahan disetiap produk, bahkan menjauhkan akad-akad yang dilarang didalam
syariah. Sehingga asuransi syariah dapat menjamin bahwasanya disetiap produk
mereka bebas dari unsur yang dilarang didalam syariah dan mengikuti peraturan
syariah yang ada baik dari al-quran, sunnah, dan dalil lainnya yang topang juga
dengan fatwa dewan syariah nasional majlis ulama Indonesia.
Dari aspek penjualan, agen syariah
selayakanya memperhatikan etika berjualan jangan sampai melanggar aspek-aspek
syariah seperti tidak boleh menutupin kekurangan setiap produk, menjelaskan
segala aspek tentang produk sehingga nasabah betul-betul mengenal poin per poin
tentang produk tersebut. Menjaga jarak yang wajar hubungan antara penjual
produk dengan nasabah, dan tidak boleh memanipulasi data yang sudah ada.
Tips
Menjadi Agen Syariah yang Sukses
Ada banyak motif yang dimiliki setiap
agen kenapa mereka ingin berprofesi menjadi agen syariah, secara umum, hal ini
bisa dirangkum dalam beberapa motif:
1. Ingin memiliki penghasilan yang lebih
baik daripada menjadi pegawai
2. Ingin menjadi pejuang ekonomi syariah
3. Ingin menambah ilmu tentang asuransi
syariah
4. ingin menambah link
5. financial freedom
6. ingin membantu orang lain menguruskan
perencanaan keuangannya dengan baik
7. dan lain lain
dari rangkuman motif diatas, disetiap motif
yang dimiliki oleh agen, akan memiliki hasil yang berbeda, sebagai contoh, agen
yang cuma jadi agen yang ingin menambah ilmu, akan sulit untuk mencapai agen
yang sukses, karna tujuan utamanya hanya menambah ilmu tanpa ada motif yang
kuat untuk menjadi sukses. Ataupun motif agen yang ingin menjadi mujahid
ekonomi syariah, akan sulit juga menjadi agen yang sukses karna niat utamanya
menjadi sebagai pejuang ekonomi syariah yang kebanyakan hanya sekedar
menyebarkan tanpa berniat kuat untuk menyadarkan setiap nasabahnya dengan biak,
yang kadang-kadang mempunyai fikiran yang kurang baik seperti: “ya sudah, kalau
mau ikut syariah yah bagus, kalau ngga yah anda akan tanggung sendiri akibatnya
nanti diakhirat”.
Maka dari itu, saya mencoba merangkumkan
beberapa kiat sukses menjadi agen asuransi syariah yang berawal dari hadis nabi
yang berbunyi:
““Siapa
yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, hendaklah ia
memelihara hubungan silaturrahim”. (Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)
Niatkan Silaturahim
dari hadis diatas, bisa kita simpulkan
bahwasanya untuk mendapatkan rizki yang banyak dan dimudahkan oleh Allah swt
dalam memperolehnya, kunci utama adalah silaturahim. Karna semakin banyak
seseorang mengenal orang lain, maka semakin banyak peluang rizki yang
diperoleh. Karna kebanyakan rizki itu diperoleh hanya dari obrolan singkat yang
menimbulkan peluang bisnis yang besar. Karna secara dasar, manusia akan lebih
mempercayakan kebutuhan bisnis kepada orang yang dia kenal dibandingkan kepada
orang yang belum dia kenal karna permasalahan trust. Belum tentu orang yang
baru dikenal tersebut bisa melakukan bisnis yang diamanahkan kepada dia. Akan
tetapi jikalau kita sudah mengenalnya, maka bisnis tersebut akan mudah
diberikan dan diamanahkan kepada orang yang ia kenal.
Konsep
silaturahim ini biasa dikenal didunia bisnis dengan konsep membangun link atau
jaringan. Semakin banyak kita mengenal orang, terutama orang orang besar yang
memiliki pengaruh, maka akan semakin besar peluang kita untuk menawarkan produk
takaful yang ada. Maka dari itu, selayaknya agen-agen syariah semestinya
semakin banyak mengumpulkan orang dan memperkenalkan diri, sehingga orang tau
siapa kita dan apa keahlian kita, serta apa yang dapat kita berikan kepada
orang lain. Terkadang, untuk tipe-tipe orang yang sudah faham bagaimana
pentingnya berasuransi, maka ia akan mencari orang yang dapat menguruskan
asuransinya sehingga kehidupannya terprotect. Ketika ia mencari seseorang yang
bisa memberikan service kepadanya, orang yang pertama kali ia akan hubungi
adalah orang yang dia kenal. Maka dari itu, pentingnya dikenal orang adalah
konsep silturahim dalam memperluas rizki kita di muka bumi ini.
Selanjutnya,
kesalahan didalam membentuk mindset didalam dunia peragenan adalah ketika
seorang agen ingin menemui calon nasabahnya, yang ada di mindset dia adalah
presentase bonus yang akan dia dapatkan ketika close, dan presentase apakah
pertemuan tersebut akan prospek atau tidak. Padahal mindset yang benar adalah,
niatkan yang utama dalam menemui nasabah tersebut adalah ingin mempererat
silaturahim tanpa ada embel-embel harus close dan presentase bonus. Jika niat
ini yang diutamakan, biasanya seseorang akan berat melangkahkan kaki ke para
nasabah, karna targetnya harus close secepat mungkin. Padahal jikalau niatnya
ingin mempererat silaturahim, maka kaki ini akan ringan dalam melangkah
sehingga tanpa ada takut dan gundah kalau nanti diakhirnya tidak close, karna
allah sudah mengatur rizki kita apakah kita layak mendapatkannya atau tidak.
Sedangkan jikalau niatnya silaturahim, maka allah akan melapangkan rizki kita
sesuai dengan usaha kita. Mungkin dua mindset ini memiliki end result sama,
akan tetapi niatnya yang berbeda dan akan merubah pola berfikir masing-masing
individu dalam menjalankan bisnis mencari nasabahnya ketika keluar dari rumah.
Bagi yang berniat bersilaturahim menambah kolega dan sabahat, maka akan mudah
baginya melangkahkan kaki untuk memperluas mencari sahabat dan saudara-saudara
yang baru.
So,
niatkan silaturahim dalam melangkahkan kaki kita ketika menemui nasabah, insya
allah akan berbuah rizki seperti yang dijanjikan oleh Rasul kita didalam hadis
diatas
Tolong Menolong
Kedua, untuk
menjadi agen yang sukses adalah meniatkan diri kita ketika kita menemui nasabah
adalah untuk menolong nasabah tersebut dari tidak teraturnya keuangan mereka.
Sehingga, kebanyakan masyarakat kita yang seharusnya layak mendapatkan lebih
dari penghasilan mereka, dikarnakan tidak baiknya pengaturan keuangan, mereka
banyak mengalami kekurangan ketika kebutuhan yang secara mendadak menghampiri
mereka. Maka dari itu kita sebagai penasehat nasabah dalam pengelolaan keuangan
mereka, hendaknya meniatkan diri untuk membantu mereka supaya penghasilan yang
mereka dapatkan dari hasil jerih payah mereka dapat dimaksimalkan dengan baik.
Di
Indonesia, rata-rata penghasilan masyarakatnya adalah 1.5-2.5 juta perbulan.
Akan tetapi banyak dari mereka yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya
sampai tingkat perguruan tinggi. Ketika saya memberikan pencerahan kepada para
jamaah disalah satu masjid di Jakarta, ada yang mengeluh tentang rendahnya
pendapatan mereka. Salah satu dari mereka adalah tukang ojek yang biasa mangkal
di pertigaan jalan. Ketika saya Tanya berapa penghasilannya perhari, ia
mengatakan mampu mengumpulkan antara 35 ribu – 70 ribu sehari, bahkan pernah
100 ribu lebih, ketika saya Tanya kembali, apakah berat bagi anda untuk
menyisihkan 5 ribu sehari untuk pendidikan anakmu sehingga dia dapat mengenyam
pendidikan sampai universitas? Dia bilang: tidak, maka dari itu, mulai saat
ini, sisihkan 5 ribu rupiah, ketika sudah sebulan, asuransi syariahkan
pendidikan anakmu dengan mengkontribusikan diri ke takaful sebagai pemegang
asuransi pendidikan syariah. Apalagi jiakalau yang kita Tanya adalah perokok,
kadang menghabiskan 10 ribu perhari untuk rokok saja, maka uang 5 ribu perhari
itu bukanlah sesuatu hal yang besar. Mungkin banyak juga kalangan masyarakat
lain yang mengeluh dengan minimnya penghasilan mereka, padahal jikalau dikelola
dengan baik, maka ia akan menjadi seorang yang berkecukupan. Maka dari itu,
salah satu misi terpenting menjadi agen adalah bagaimana seorang agen berusaha
dapat membantu masyarakat kita supaya segala kebutuhannya terpenuhi sehingga
mereka dapat menikmati hidup dengan lebih baik lagi.
Maka dari
itu, niatkan di awal bahwasanya kita sebagai agen adalah penolong bagi
saudara-saudara kita sesame muslim dan masyarakat Indonesia secara umum, karna
asuransi syariah muncul di bumi Indonesia ini sama misinya seperti al quran
diturunkan yaitu “rahamatan lil alamin”, rahmat bagi semesta alam tanpa melihat
agama apa yang dia anut.
Mengambil
pelajaran dari surat al-maidah ayat 2:
”Hendaklah
kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah saling
membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.”
Didalam
ayat diatas allah memerintahkan kita untuk tolong menolong kepada sesame dalam
hal kebaikan, dan jangan sampai kita saling tolong menolong dalam hal
keburukan. Sedangkan mengajak setiap individu di sekitar kita berarti kita
telah mengajak menolong mereka agar pendidikan anak mereka terselamatkan, agar
kesehatan mereka terjamin, agar masa depan hari tua mereka terjaga, agar
kendaraan yang mereka gunakan terproteksi, rumah yang mereka tinggali terjaga
dengan baik dan lain-lain. Tidak hanya itu, ketika mereka sudah masuk dalam
kelompok tolong menolong satu sama lain, berarti kita sudah memberikan manfaat
kepada siapa saja yang masuk didalamnya, dimana seseorang mendapat berkah
ketika salah seorang dari nasabah takaful mengalami kecelakaan, disetiap dari
mereka akan mendapatkan pahala tatkala dana mereka mereka infakkan kepada
sesame mereka. Alangkah luasnya pengetahuan islam dengan metode seperti ini,
dan indahnya dalam hidup kebersamaan dalam hal saling tolong menolong ketika
saudara kita ditimpa musibah, sebagaimana hadis menyebutkan bahwa:
“Seorang
mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang saling menguatkan
bagian satu dengan bagian yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kaum
mukminin itu seperti satu anggota tubuh, jika salah satu anggota tubuh tersebut
merasakan sakit, maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakan sakitnya.
Sebagaimana Rasul bersabda:
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang
dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota
tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan
merasa demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Banyak
kesalahan dalam menjadi agen yaitu lebih mengedepankan “close” dan presentasi
bagian ketika ingin melangkahkan kakinya, hal inilah yang membuat mereka berate
sehingga terlalu banyak perhitungan ketika ingin menemui nasabah. Coba jiakalu
metode ini dirubah dimana kita niatkan diri kita ketika menemui nasabah tadi
untuk menolong dia supaya keuangannya terkelola dengan baik. Pasti langkah kita
itu akan tergerak dengan ringannya dibandingkan dengan gerakan kita menuju
close dan presentase bagian. Coba kita umpakan dua orang ketika melangkahkan
kaki untuk mengajak dia untuk berbisnis yang mejajibkan seorang berfikir
panjang untuk menyetujuinya, dengan seseorang yang ingin menjumpai sahabatnya
dengan tujuan untuk menolong dia? Biasanya orang yang pertama akan banyak
pertimbangan dalam melangkahkan kakinya untuk menuju nasabah-nasabahnya,
sedangakan yang kedua akan lebih ringan langkah kakinya ketika ia ingin
menolong seseorang seperti ketika kita melihat ada seseorang yang membutuhkan
bantuan, maka langkah kaki kita akan cepat tanpa banyak fikiran, baik itu
fikiran close dan persenan. Maka dari itu, muali sekarang harusnya sebagai agen
memiliki pemikiran ketika ia ingin menemui nasabah, niatkan bahwa kita ingin
membantu mereka, maka insya allah langkah kita akan mudah, yang seharusnya list
nama calon nasabah itu cuma 10, bisa bertambah menjadi 11, 12 bahkan 20 atau
lebih.
Konsep Bersyukur
Kebanyakan
dari kita kadang salah dalam memahami konsep syukur, dimana seorang yang
bersyukur itu adalah orang yang menerima apa adanya diri dia sekarang,
penghasilan dia sekarang, keadaan dia seakarang tanpa mau meningkatkan potensi
yang ia miliki. Mungkin sering kita bertemu teman dan sahabat kita yang
kebanyakan mereka berpandangan bahwasanya “sudahlah, tidak usah terlalu dikejar
dunia ini, syukuri saja apa yang ada” atau begini “buat apa sih capek-capek
kerja, pagi sudah bangun dan beraktifitas, santai saja”. Kalau kita perhatikan,
mungkin kata-kata ini sering keluar dari mulut teman-teman kita,
tetangga-tetangga kita, saudara-saudara kita, dan coba kita lihat keadaan
mereka, pasti rata-rata menengah kebawah, bahkan lebih bawah lagi.
Karna
konsep syukur yang mereka fahami kurang tepat, padahal syukur yang semestinya
adalah, kita menerima keadaan ktia sekarang yang telah diberikan oleh allah
swt, dan meningkatkan apa yang bisa kita tingkatkan, menggali potensi diri
supaya bisa hidup lebih baik, bekerja keras dalam melaksakan sesuatu. Itulah
syukur yang benar.
Bukankah
allah lebih suka muslim yang kaya daripada miskin? Bukankah suri tauladan kita
Muhammad saw adalah orang yang kaya raya meskipun kekayaan beliau tidak lebih
dari tiga hari bertahan dirumah beliau, karna beliau infakkan semua, akan
tetapi yang terpenting adalah beliau mencontohkan kita untuk kaya. Bukankah
ayat jihad yang ada didalam al-quran itu yang didahulukan adalah berjihad dengan
harta, baru jiwa, yang berarti memiliki makna bahwa kita harus kaya didunia ini
sehingga mampu menegakkan islam dengan kekuatan kekayaaan yang kita miliki.
Bukankah para sahabat dulu banyak dari mereka yang kaya raya? Oleh sebab itu,
kita haruslah menjadi orang kaya dan baru bersyukur dengan apa yang kita miliki
dengan berzakat, infak, sadaqah, membantu orang yang tidak mampu, dan hal-hal
baik lainnya yang bisa kita kerjakan sehingga koleksi pahala kita bisa lebih
banyak lagi.
Konsep
syukur lainnya adalah menggali potensi diri sehingga hari ini bisa lebih baik
dari hari kemarin. Bukankah rasul pernah mengatakan, bahwasanya siapa yang
dirinya hari ini sama dengan hari kemarin, berarti dia adalah orang yang
merugi, siapa yang hari ini lebih jelek dari kemarin maka dia adalah orang
celaka, barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dialah orang
yang beruntung. Berarti kita diperintahkan untuk menggali potensi diri bahwa
kita harus bisa mendapatkan yang lebih baik dari hari kemarin, jangan sampai cuma
menghasilkan sesuatu yang sama atau bahkan lebih jelek lagi.
Maka dari
itu, sebagai agen, kita tidak boleh puas dengan menghubungi nasabah 3 orang
sehari, targetkan lebih banyak dari itu, kalau misalnya hari ini bisa 3, besok
harus 4, besoknya lagi harus 5 bahkan sepuluh bahkan lebih banyak lagi. Jangan
pernah merasa puas target yang kecil, puaslah ketika anda mempunyai target yang
besar. Karna target yang besar, kecilnya adalah besar. Sedangkan target yang
kecil, besarnya adalah kecil, dan kecilnya adalah sangat kecil sekali.
Seperti
perumpaan seseorang yang memiliki target 100 juta, maka dia akan bekerja keras
dalam menempuhnya, seluruh effort akan dia kerahkan seutuhnya, sedangkan yang
mempunya target 10juta bisa, effort yang ia miliki hanyalah 10 persen dari
target orang pertama. Kecilnya dari orang pertama mungkin 50 persen dari target
yaitu 50 juta, sedangkan besarnya target kedua cuma 10 juta, dan kecilnya cuma
5 juta bahkan lebih rendah dibawah itu.
Rizki Allah itu Luas
Maka dari
itu, kita harus faham bahwa rizki allah itu sangat luas sekali dimuka bumi ini,
tinggal bagaimana kita menggalinya dan mencarinya sesuai dengan aturannya.
Allah memerintahkan kita untuk berpencar dimuka bumi allah ini untuk mencari
ridha dan rahmatnya. Karna rizki allah itu luas, maka kita harus keluar, karna
rizki allah itu banyak, maka kita harus mempersiapkan diri kita sebagai orang
yang layak menerima rizki allah yang luas dan banyak ini.
Janganlah
sekali-sekali kita mematok rizki kita dengan jumlah yang kecil sedangkan kita
mempunyai potensi untuk mendapatkan yang besar sekali, janganlah kita membatasi
apa yang ingin kita capai padahal kita bisa mencapai lebih dari itu. Maka dari
itu sebagai agen, janganlah kita membatasi diri bersilaturahim dengan makhluk
allah, karna belum tentau apa yang kita fikirkan, itulah yang terbaik. Seperti
halnya kita melihat orang dari penampilannya saja, kita tidak mendekati orang
yang menurut kita tidak prospek, padahal dibalik itu semua, banyak rizki allah
yang tersimpan didalam diri orang-orang yang menurut kita tidak prospek. Berapa
banyak orang kaya raya yang tidak menunjukkan identitas dia sebenarnya? Betapa
banyak orang hebat yang jarang menunjukkan identitas dia, maka dari itu,
janganlah batasi diri untuk bersilaturahim ke siapaun, karna siapa tau allah
akan membukakan pintu rizki dari pintu yang tidak pernah kita duga-duga.
Ilmu sebagai landasan Sukses
Kadang,
sebagai marketing takaful, kita lebih focus kepada ilmu selling skill kita dan
marketing, jarang sekali kita ingin menambah ilmu yang mensupport hal-hal
terkait dengan produk yang kita jual. Padahal, untuk menjadi marketing yang
handal, kita haruslah memiliki ilmu yang banyak tanpa lelalh untuk terus
belajar, apalagi ilmu penunjang bisnis kita supaya setiap pertanyaan yang
datang kepada kita, kita bisa menjawabnya dengan baik dan benar.
Ilmu
fikih muamalah misalnya, ini adalah ilmu wajib yang harus dimiliki oleh setiap
orang yang berkaitan dengan bisnis syariah. Jikalau ilmu ini kita tidak
menguasai dengan baik, bagaimana kita ingin diangkat derajatnya kepada maqom
yang lebih tinggi lagi? Sedangkan allah sendiri sudah menjelaskan bahwasanya
orang-orang yang diangkat derajatnya disisi allah itu adalah pertama orang yang
beriman, sedangkan yang kedua adalah orang yang berilmu. Maka jikalau kita
tidak memiliki ilmu yang memadai, maka allah tidak akan pernah mengangkat lebih
tinggi derajat kita sebagaimana allah sudah janjikan didalam alquran:
“Allah
akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (QS 58 :11).
Bahkan menurut Ath-Thabari,
"Allah mengangkat derajat orang beriman yang berilmu di hadapan orang
beriman yang tidak berilmu karena keutamaan ilmu mereka (jika mereka
mengamalkan ilmu tersebut. Dan Imam Asy-Syaukani menambahkan, "yaitu derajat
yang tinggi dengan kemuliaan di dunia dan pahala di akherat"
Dalam
suatu kisah, suatu hari Nafi` bin Abdul Harits mendatangi Amirul Mukminin (Umar
bin Khattab) di daerah `Usfan (saat itu Umar tengah mempercayakan kepemimpinan
Mekah kepada Nafi`); Umar bertanya, "Siapa yang engkau jadikan penggantimu
-sementara waktu- bagi penduduk Mekah?", Nafi` menjawab "Ibnu
Abza", Umar bertanya, "Siapa Ibnu Abza?", Nafi` menjawab,
"Seorang budak", Umar, "Engkau telah memberikan kepercayaan
kepada seorang budak?!", Nafi`, "Sesungguhnya ia hafizh Al-Qur`an dan
berilmu tentang faraidh (yakni hukum-hukum islam)". Kemudian Umar berkata,
"Sungguh Nabi kalian telah berkata: "Sesungguhnya Allah mengangkat
derajat sebagian manusia dengan Al-Qur`an dan merendahkan sebagian yang lain
karenanya."
Sungguh
besar derajat orang yang berilmu, maka dari itu, tanamkan dari sekarang,
jadikanlah pribadi yang haus akan ilmu, tidak hanya ilmu fikih muamalah, bisa
juga ilmu keuangan syariah secara umum seperti, ilmu pasar modal syariah, investasi
syariah, risk management syariah dan ilmu penunjang lainnya.
Tunjukkan Professionalisme
Dan yang
terakhir yang paling penting adalah, tunjukkan professioanlisme kita sebagai
agen syariah yang handal dan kompeten dibidangnya dan mampu mengurus keuangan
orang lain dengan baik, tepat, dan benar sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan didalam al quran, al sunnah, fatwa DSN-MUI dan Peraturan Kementrian
keuangan. Jangan didalam menjual produk yang baik dan halal, kita memelas
supaya minta didukung produk ini demi memajukan keuangan syariah di tanah air,
jangan sekali. Ketika kita masuk dunia bisnis, yang harus ditonjolkan yang
utama adalah kita adalah perusahan asuransi syariah yang professional, kompeten
dibidangnya, dan memiliki SDM yang berkualitas dan handal yang mampu mengelola
keuangan dengan baik , tepat dan benar. Baru setelah itu jikalau ingn
ditonjolkan kesyariahan silahkan, asalkan bukan yang utama.
Karna
kebanyakan bisnismen khususnya, kadang tidak melihat apakah itu syariah atau
tidak, dia lebih melihat apakah itu bisa memberikan manfaat yang maksimal untuk
mereka atau tidak, apakah dana mereka dikelola dengan baik dan professional
atau tidak, baru setelah itu kelebihan kita dibandingkan yang lain adalah, kita
adalah perusahaan syariah yang dananya lebih barokah dibandingkan yang lainnya.
Maka dari
itu, kesimpulannya adalah untuk menjadi agen sukses kita harus memiliki
poin-point penting dibawah ini:
1. Harus tau apa motivasi untuk menjadi
Agen
2. Jangan terfokus pada “finnacial
freedom” saja, karna akan jd problem di kemudian hari
3. Jadikan Silaturahim sebagai tujuan
utama (niatnya) dalam menjadi agen dengan membangun link dan koneksi
sebanyak-banyaknya
4. Niatkan tolong menolong, sehingga
meringankan langkah kita menuju ridha dan rahmat allah
5. Perbaiki konsep bersyukur kita yang
masih salah dengan memanfaatkan potensi yang ada di diri kita agar bisa lebih
bermanfaat lagi bagi orang lain.
6. Rizki Allah itu Luas dan banyak, maka
kejarlah dan jangan mematok dan membatasinya
7. Ilmu adalah landasan untuk sukses dan
diangkat derajatnya oleh Allah swt
8. Tonjolkan profesionalitas takaful dan
manfaat produk, bukan sisi syariah dan
mencari ridho Allah nya saja
9. Profit dan hasil investasi Takaful
digunakan untuk pengembangan ekonomi umat islam di indonesia bukan di bawa lari
ke luar negeri yang manfaatnya dirasakan oleh orang asing.
Selamat mencoba dan semoga sukses
Penulis adalah Shariah Compliance Group PT Takaful
Indonesia, pernah menjadi Faculty Member (Trainer) Keuangan Syariah di Lembaga
Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Beliau juga Aktif sebagai Sekretaris
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (DPP IAEI Pusat), selain itu, beliau juga Dosen
Asurnasi Syariah, Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah di Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, UIN Jkt, Pascasarjana
Universitas Trisakti, Universitas Islam Az Zahrah, Konsultan Asuransi Shariah,
Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah Zakirah Group, Trainer Fikih Muamalah
on Islamic Banking and Finance Di Iqtishad Consulting MES, R&D WakafPro99
Dompet Dhuafa Jawa Barat, Ph.D Islamci Banking and Finance (IIiBF)
International Islamic University Malaysia. Selain itu, beliau juga sering
diundang jadi pembicara baik itu dalam maupun luar negri.
Sumber: Majalah Sharing Edisi Oktober dan November 2012, dua Edisi...
Bagus sekali mas..
ReplyDeletemantap kali lah....
sangat informatif dan insyaAllah Bermanfaat bagi saya :)