Produktifitas di Bulan Ramadhan
H.M.
Iman Sastra Mihajat, Lc, PDIBF, MSc Fin, Ph.D
Shariah
Compliance Group PT Takaful Indonesia dan Sekretaris IAEI (Indonesian
Association for Islamic Economist)
Sebagai
seorang muslim, bulan ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat
islam di dunia. Bahkan di beberapa Negara timur tengah, warga negaranya telah
mempersiapkan sedemikian mungkin demi menyambut tamu agung ini. Jikalau kita
pernah mengalami bagaimana suasana ramadhan yang terjadi di timur tengah, bulan
ini sangat lah ‘wah’ dibandingkan dengan Negara-negara muslim lain termasuk
Indonesia. Dimana pada bulan ini, adat di Negara timur tengah seperti mesir,
mereka berlomba-lomba untuk menyiapkan tempat berbuka puasa bagi mereka yang
sedang berpuasa. Jikalau kita lihat dijalan raya menjelang berbuka, banyak
sekali orang-orang membagikan makanan ringan untuk sebagai sekedar makanan pembuka
bagi mereka yang belum sampai ke rumah.
Selain
itu, semangat warga timur tengah ini dilanjutkan dengan semangat mereka dalam
bekerja, biasanya, produktifitas di beberapa lembaga sangat baik di bulan
ramadhan, karna didalam mindset mereka, bekerja adalah sebuah sarana menambah
pahala di bulan ramadhan, terutama ketika pekerjaan itu berkaitan dengan
membantu orang lain, makan pahala ini akan di lipat gandakan oleh Allah swt.
Produktifitas
di Era Rasul dan Pengikutnya
Jikalau
kita lihat sejarah islam, produktifitas dibulan ramadhan yang sangat baik
terkenang hingga saat ini adalah perang badar, dimana umat muslim melakukan
perang dibulan puasa dan berakhir dengan Kemanangan di tangan kaum muslimin
sebagai hadiah dari Allah swt. Selain itu, produktifitas para sahabat dalam
membaca al quran dan mengkhatamkannya sangat baik di bulan yang penuh rahmat
ini, biasanya yang hanya mengkhatamkan satu kali dalam sebulan, dibulan
ramadhan ini para sahabat berlomba-lomba untuk mengkhatamkannya sebanyak
mungkin, ada yang dua kali, tiga kali, empat kali bahkan ada yang 30 kali.
Hal
diatas dilakukan oleh para sahabat sebagai motivasi untuk menambah pahala
sebanyak-banyaknya, dimana pahala dibulan ramadhan ini dilipat gandakan
dibandingkan dengan bulan bulan lainnya. Maka dari itu, ketika semangat lipat
ganda pahala ini terngiang-ngiang selalu di fikiran sahabat, maka produktifitas
mereka biasanya lebih baik daripada bulan bulan sebelumnya.
Di
era tabi’ dan tabi’in misalnya, ada salah satu ulama mufassir yang dapat
mengkhatamkan tulisannya yang berjilid-jilid tebalnya, beliau adalah Syeikh
Imam Al Qurthubi, dengan tafsir Jalalain nya. Ketika tafsir ini dibuat
berbulan-bulan sebelumnya dengan hanya menghasilkan lima belas juz, sisanya
lima belajas juz lagi beliau khatamkan hanya didalam bulan ramadhan. Mungkin
banyak sekali kisah-kisah para sahabat dan pengikut selanjutnya yang bisa kita
cari satu persatu di dalam buku klasik.
Produktifitas
di Bulan Ramadhan di Indonesia
ketika
bulan ramadhan tiba, mungkin ada beberapa kelompok dari kaum muslimin di
Indonesia yang menyambutnya dengan wajah cemberut dan raut wajah tidak senang.
Dikarnakan bulan rahmat yang datang ini dianggap sebagai beban dan dapat
menurunkan produktifitas mereka didalam bekerja. Karna disiang hari mereka tidak
dapat makan dan minum sebagaimana di hari-hari biasa. Biasanya mengunjungi
nasabah sangat banyak di bulan biasa, akan tetapi kunjungan ke nasabah di bulan
puasa di kurangi demi menjaga puasa agar tetap terjaga.
Mindset
inilah yang sudah keliru ditanamkan dihati para masyaraka muslim di Indonesia
yang mana hal ini akan menimbulkan produktifitas beberapa perusahaan menurun
beberapa persen. Padahal di balik itu jika kita ingin mengambil hikmahnya, pada
bulan ini kita bisa focus dengan pekerjaan tanpa harus diganggu oleh jadwal
makan siang dan sarapan, seharusnya disisi efektifitas, bulan ramadhan adalah
bulan yang tepat untuk mencapai target yang sempat tertinggal, karna jika di
bulan ramadhan ini kita tingkatkan produktifitas, dengan meniatkan semuanya karna
Allah swt, tidak hanya bonus bulan ramadhan yang akan kita dapatkan, akan
tetapi pahala yang berlipat karna setiap hal kebaikan yang kita kerjakan dengan
niat ikhlas karna allah swt, maka pahalanya akan dilipat gandakan oleh allah
swt.
Merubah
Mindset
Maka
dari itu, alangkah baiknya jika mindset kita yang salah dapat kita rubah
secepatnya, jangan pernah jadikan bulan ramadhan yang penuh rahmat ini sebagai
beban untuk meningkatkan produktifitas kita ditempat kita bekerja. Karna
dibulan ramadhan ini kita akan dapat lebih khusuk untuk bekerja tanpa diganggu
oleh makan siang dan hal lainnya yang tidak perlu.
Perusahaan
sebaiknya juga harus menanamkan ke diri para karyawan bahwa ini adalah bulan
yang tepat bagi kita untuk mencapai target produksi yang baik. Hal ini bisa
dilakukan misalnya dengan menggelar training, kajian zuhur, kajian duha
sehingga semangat ini tetap tertanam di benak para karyawan, sehingga target
yang di planning kan pada bulan-bulan sebelumnya bisa tercapai dibulan ini
sebagaimana para sahabat dan pengikutnya meningkatkan produktifitas dibulan
ini. Wallahua’almu bisshawab
Penulis adalah Shariah Compliance Group PT Takaful
Indonesia, pernah menjadi Faculty Member (Trainer) Keuangan Syariah di Lembaga
Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Beliau juga Aktif sebagai Sekretaris
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (DPP IAEI Pusat), selain itu, beliau juga Dosen
Asurnasi Syariah, Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah di Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, UIN Jkt, Pascasarjana
Universitas Trisakti, Universitas Islam Az Zahrah, Konsultan Asuransi Shariah,
Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah Zakirah Group, Trainer Fikih Muamalah
on Islamic Banking and Finance Di Iqtishad Consulting MES, R&D WakafPro99
Dompet Dhuafa Jawa Barat, Ph.D Islamic Banking and Finance (IIiBF)
International Islamic University Malaysia. Selain itu, beliau juga sering
diundang jadi pembicara baik itu dalam maupun luar negri.
Sumber: www.detik.com edisi Ramadhan 2012
No comments:
Post a Comment