Wednesday, November 21, 2012

Meningkatkan Produktifitas di Bulan Ramadhan


Produktifitas di Bulan Ramadhan

H.M. Iman Sastra Mihajat, Lc, PDIBF, MSc Fin, Ph.D
Shariah Compliance Group PT Takaful Indonesia dan Sekretaris IAEI (Indonesian Association for Islamic Economist)


Sebagai seorang muslim, bulan ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat islam di dunia. Bahkan di beberapa Negara timur tengah, warga negaranya telah mempersiapkan sedemikian mungkin demi menyambut tamu agung ini. Jikalau kita pernah mengalami bagaimana suasana ramadhan yang terjadi di timur tengah, bulan ini sangat lah ‘wah’ dibandingkan dengan Negara-negara muslim lain termasuk Indonesia. Dimana pada bulan ini, adat di Negara timur tengah seperti mesir, mereka berlomba-lomba untuk menyiapkan tempat berbuka puasa bagi mereka yang sedang berpuasa. Jikalau kita lihat dijalan raya menjelang berbuka, banyak sekali orang-orang membagikan makanan ringan untuk sebagai sekedar makanan pembuka bagi mereka yang belum sampai ke rumah.

Selain itu, semangat warga timur tengah ini dilanjutkan dengan semangat mereka dalam bekerja, biasanya, produktifitas di beberapa lembaga sangat baik di bulan ramadhan, karna didalam mindset mereka, bekerja adalah sebuah sarana menambah pahala di bulan ramadhan, terutama ketika pekerjaan itu berkaitan dengan membantu orang lain, makan pahala ini akan di lipat gandakan oleh Allah swt.

Produktifitas di Era Rasul dan Pengikutnya
Jikalau kita lihat sejarah islam, produktifitas dibulan ramadhan yang sangat baik terkenang hingga saat ini adalah perang badar, dimana umat muslim melakukan perang dibulan puasa dan berakhir dengan Kemanangan di tangan kaum muslimin sebagai hadiah dari Allah swt. Selain itu, produktifitas para sahabat dalam membaca al quran dan mengkhatamkannya sangat baik di bulan yang penuh rahmat ini, biasanya yang hanya mengkhatamkan satu kali dalam sebulan, dibulan ramadhan ini para sahabat berlomba-lomba untuk mengkhatamkannya sebanyak mungkin, ada yang dua kali, tiga kali, empat kali bahkan ada yang 30 kali.

Hal diatas dilakukan oleh para sahabat sebagai motivasi untuk menambah pahala sebanyak-banyaknya, dimana pahala dibulan ramadhan ini dilipat gandakan dibandingkan dengan bulan bulan lainnya. Maka dari itu, ketika semangat lipat ganda pahala ini terngiang-ngiang selalu di fikiran sahabat, maka produktifitas mereka biasanya lebih baik daripada bulan bulan sebelumnya.

Di era tabi’ dan tabi’in misalnya, ada salah satu ulama mufassir yang dapat mengkhatamkan tulisannya yang berjilid-jilid tebalnya, beliau adalah Syeikh Imam Al Qurthubi, dengan tafsir Jalalain nya. Ketika tafsir ini dibuat berbulan-bulan sebelumnya dengan hanya menghasilkan lima belas juz, sisanya lima belajas juz lagi beliau khatamkan hanya didalam bulan ramadhan. Mungkin banyak sekali kisah-kisah para sahabat dan pengikut selanjutnya yang bisa kita cari satu persatu di dalam buku klasik.

Produktifitas di Bulan Ramadhan di Indonesia
ketika bulan ramadhan tiba, mungkin ada beberapa kelompok dari kaum muslimin di Indonesia yang menyambutnya dengan wajah cemberut dan raut wajah tidak senang. Dikarnakan bulan rahmat yang datang ini dianggap sebagai beban dan dapat menurunkan produktifitas mereka didalam bekerja. Karna disiang hari mereka tidak dapat makan dan minum sebagaimana di hari-hari biasa. Biasanya mengunjungi nasabah sangat banyak di bulan biasa, akan tetapi kunjungan ke nasabah di bulan puasa di kurangi demi menjaga puasa agar tetap terjaga.

Mindset inilah yang sudah keliru ditanamkan dihati para masyaraka muslim di Indonesia yang mana hal ini akan menimbulkan produktifitas beberapa perusahaan menurun beberapa persen. Padahal di balik itu jika kita ingin mengambil hikmahnya, pada bulan ini kita bisa focus dengan pekerjaan tanpa harus diganggu oleh jadwal makan siang dan sarapan, seharusnya disisi efektifitas, bulan ramadhan adalah bulan yang tepat untuk mencapai target yang sempat tertinggal, karna jika di bulan ramadhan ini kita tingkatkan produktifitas, dengan meniatkan semuanya karna Allah swt, tidak hanya bonus bulan ramadhan yang akan kita dapatkan, akan tetapi pahala yang berlipat karna setiap hal kebaikan yang kita kerjakan dengan niat ikhlas karna allah swt, maka pahalanya akan dilipat gandakan oleh allah swt.

Merubah Mindset
Maka dari itu, alangkah baiknya jika mindset kita yang salah dapat kita rubah secepatnya, jangan pernah jadikan bulan ramadhan yang penuh rahmat ini sebagai beban untuk meningkatkan produktifitas kita ditempat kita bekerja. Karna dibulan ramadhan ini kita akan dapat lebih khusuk untuk bekerja tanpa diganggu oleh makan siang dan hal lainnya yang tidak perlu.

Perusahaan sebaiknya juga harus menanamkan ke diri para karyawan bahwa ini adalah bulan yang tepat bagi kita untuk mencapai target produksi yang baik. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan menggelar training, kajian zuhur, kajian duha sehingga semangat ini tetap tertanam di benak para karyawan, sehingga target yang di planning kan pada bulan-bulan sebelumnya bisa tercapai dibulan ini sebagaimana para sahabat dan pengikutnya meningkatkan produktifitas dibulan ini. Wallahua’almu bisshawab


Penulis adalah Shariah Compliance Group PT Takaful Indonesia, pernah menjadi Faculty Member (Trainer) Keuangan Syariah di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Beliau juga Aktif sebagai Sekretaris Ikatan Ahli Ekonomi Islam (DPP IAEI Pusat), selain itu, beliau juga Dosen Asurnasi Syariah, Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, UIN Jkt, Pascasarjana Universitas Trisakti, Universitas Islam Az Zahrah, Konsultan Asuransi Shariah, Perbankan Shariah dan Pasar Modal Shariah Zakirah Group, Trainer Fikih Muamalah on Islamic Banking and Finance Di Iqtishad Consulting MES, R&D WakafPro99 Dompet Dhuafa Jawa Barat, Ph.D Islamic Banking and Finance (IIiBF) International Islamic University Malaysia. Selain itu, beliau juga sering diundang jadi pembicara baik itu dalam maupun luar negri.

Sumber: www.detik.com edisi Ramadhan 2012

No comments:

Post a Comment

Popular Posts