MISTERI KHUSNUL KHATIMAH DAN SU’UL KHATIMAH
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الحَمْدُ للهِ الذِي جَعَلَ فِي تَعاقُبِ الليَالِي والأَيّامِ عِبْرَةً للمُعْتَبِرينَ، وفِي انصِرامِ الشُّهورِ والأَعْوامِ ذِكْرَى لِعبَادِه المؤمِنينَ، الحمد لله الذي جعل شهر رمضان فيها الرحمة، والمغفرة، وعتق من النار، وليلة قدر وليله خير من ألف شهر، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، أَمَرَ عِبادَهُ بالاستِفادَةِ ممَّا مَضَى، وعَدَمِ الحَسْرَةِ علَى ما فَاتَ وانقَضَى، وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ ورَسولُهُ المُرتَضَى، صَلَّى اللهُ وسلَّمَ علَيْهِ وعلَى آلهِ وأَصحابِهِ أَهلِ الرِّضَى، وعلَى مَنْ تَبِعَهم بإِحسَانٍ إِلى يَوْمِ البَعْثِ والقَضَاء. أَمّا بَعْدُ، فَيا مَعْشَرَ المؤمِنينَ، ويَا جُموعَ المُصلِّينَ، أُوصِيكُم بِتَقوى اللهِ رَبِّ العَالَمينَ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ. أما بعد....
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id KBRI Muscat yang berbahagia!
Kumandang takbir Idul fitri kali ini semoga semakin menegaskan dan menyegarkan kesadaran kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah. Tidak ada yang bisa menjamin segala sesuatu apapun kecuali atas kehendak Allah, termasuk misteri akhir hayat kita.
Pagi ini kita berkumpul di halaman kedutaan republik Indonesia di Muscat Oman dengan jiwa dan raga kita, merendahkan hati untuk menggapai rahmat ilahi. Pagi ini kita berkumpul dihalaman ini, bertakbir dan bertahmid membesarkan dan mengagungkan nama Allah yang Maha Besar dengan tunduk dan patuh dengan menandakan kita ini kecil dihadapanNya. Sebesar apapun dosa kita, jika kita kemudian diberi hidayah oleh Allah swt lalu bertaubat dan meminta ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni kita, merugilah kita jika tidak mendapatkan ampunannya setelah sebulan penuh Allah mengobral ampunanNya. Akan tetapi sebaliknya, merugilah kita, kita telah melaksanakan banyak amalan yang baik, bersusah payah kita beribadah agar mendapatkan syurga di sisi Allah, akan tetapi pada akhir hayat kita, Allah takdirkan kita melakukan amalan keburukan lalu Allah cabut nyawa kita dan belum sempat bertaubat, maka kita termasuk dalam golongan penghuni Neraka (na’udzubillahi min dzaalik).
Selama sebulan penuh kita telah menunaikan puasa dibulan ramadhan, kita telah diuji untuk menahan hawa nafsu kita di siang hari, kita diuji untuk menahan lapar dan dahaga, malamnya kita juga melaksanakan shalat taraweh berjamaah di masjid ataupun sendirian. Kita juga telah diuji kedermawanan kita dibulan yang suci kemarin sebagaimana yang diajarkan Baginda Rasulullah saw. Bahkan dari kita banyak juga yang bersedia memberikan buka puasa kepada fakir miskin dan orang-orang yang kurang mampu. Akan tetapi pertanyaannya adalah, apakah amalan-amalan antum semua diatas sudah menjamin antum semua meninggal dalam keadaan khusnul khatimah? Apakah antum semua selama ramadhan kemarin pernah menangis dan memohon kepada Allah agar selalu dikuatkan hati dan fisik agar selalu berada di jalan Allah? Apakah kalian selama shalat taraweh kemarin atau qiyamul lail pernah meminta kepada Allah agar diberikan akhir yang baik, meninggal ketika melaksanakan amal kebaikan yang diniatkan hanya untuk Allah semata?
Hampir seluruh umat manusia jika ditanya apakah ia ingin meninggal dengan cara baik atau dengan cara buruk? Pasti semuanya ingin mati dalam keadaan baik, dalam keadaan sedang melakukan kebaikan, mudah, dan tenang sebagaimana meninggalnya orang soleh. Kita khususnya umat Muslim, banyak sekali diantara kita ingin mati dalam keadaan shalat, ketika kening ini sedang bersujud kepada Allah swt. Ada juga yang ingin meninggal ketika ia sedang melaksanakan haji atau umrah di depan ka’bah dan lain sebagainya. Tapi sangat disayangkan sekali, kita tidak pernah tau kapan kita akan meninggal, dinegara bagian mana kita akan meninggal, dan sedang dalam kondisi apa kita meninggal? Apakah kita termasuk husnul khatimah atau bahkan nauzubillahi min dzaalik kita mati dalam keadaan su’ul khatimah, mati dalam keadaan tidak baik, mati dalam keadaan kita kita jauh dari hidayah Allah, ketika kita sedang melakukan maksiyat dengan Allah.
Dikarenakan tidak ada jaminan bahwa kita akan mati dalam keadaan husnul khatimah, maka selayaknya kita meminta hidayah kepada Allah swt, agar tubuh ini selalu dikuatkan untuk melakukan kebaikan, diberikan rahmat dan hidayah agar selalu tunduk dan patuh kepada perintah-Nya, meminta kepada Allah agar lisan ini terus membiasakan diri agar selalu berkata yang baik, perkataan yang keluar dari mulut kita selalu zikir, termasuk istighfar dan laa ilaa ha illa Allah. Sehingga ketika kita dijemput oleh malaikat izrail, kita mampu mengucapkan kalimat (لا إله إلا الله محمد رسول الله).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang dimuliakan Allah!
Ada banyak golongan manusia dimuka bumi ini mengharapkan hidayah Allah, agar di akhir hayatnya mendapatkan husnul khatimah. Lalu siapa saja di muka ini yang menharapkan hidayah dari Allah?
Golongan pertama adalah, Orang Jahil (orang yang bodoh terhadap ilmu agama dan bodoh terhadap Allah dan Rasul-Nya). Sangatlah wajar ketika golongan ini ingin mendapatkan hidayah dari Allah swt dikarenakan kebodohannya.
Golongan kedua adalah, Orang yang memiliki Separo Ilmu (pengetahuannya tentang Allah dan Rasul-nya dan agamanya setengah-setengah).
Golongan ketiga adalah, Orang yang Meyakini hal yang Bathil lalu ia mengikutinya, ia suka mengikuti hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka golongan ini ketika disadarkan oleh Allah, maka ia akan mendapatkan hidayah atas izin Allah.
Golongan keempat adalah, Orang yang Berilmu tapi Tidak Beramal. Banyak sekali diantara kita yang telah mempelajari ilmu, akan tetapi amalan yang kita lakukan tidak sesuai dengan ilmu yang kita miliki, bahkan kita hanya memerintahkan orang lain untuk beramal akan tetapi sering lupa pada diri kita sendiri.
Sedangkan Golongan kelima adalah, Nabi dan Rasul.
Dari lima golongan diatas, nomer 1 sampai 4 adalah hal yang wajar ketika mereka meminta hidayah kepada Allah, karena mereka tidak ada jaminan dan tidak di bimbing langsung oleh Allah swt. Akan tetapi, ternyata ada golongan ke Lima, yaitu Nabi dan Rasul, orang-orang yang telah Allah pilih masih berdoa dan meminta hidayah kepada Allah. Lalu siapa kita, apa hebatnya kita bila dibandingkan Nabi dan Rasul, sudah pasti kita bukan apa-apa. Jadi hikmah dari sini adalah, kita adalah manusia biasa yang harus setiap saat meminta hidayah kepada Allah, agar terus mendapatkan bimbingan dari Allah dan terus istiqamah dijalannya. Jangan pernah sekali-kali kita sombong sedikitpun karna amal yang telah kita kerjakan, ibadah yang telah kita lakukan, karna banyak kejadian hikmah dari zaman nabi dan rasul dahulu, mereka yang awalnya disangkakan masuk syurga dan akhirnya dimasukkan neraka oleh Allah, ada juga yang banyak orang mengira ia adalah ahli neraka, akan tetapi Allah buka pintu hatinya dan pada akhir hayatnya ia dimasukkan kedalam golongan syurga oleh Allah.
Jangan sombong jamaah sekalian kalau saat ini anda masih bisa menuntut ilmu kepada ulama terkenal, jangan sombong wahai saudaraku jika engkau sudah selalu bergaul dengan orang-orang solih, jangan sombong wahai saudarakau jika engkau saat ini sering ikut liqo’, jangan sombong wahai saudarakau jika engkau memiliki gelara agama yang luar biasa, mendapatkan sebutan ulamaa, sebutan kiyai, sebutan ustaz, jangan sombong wahai saudaraku. Karna tidaklah masuk syurga orang-orang yang sombong itu. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadis:
(( لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ))
[ مسلم، الترمذي، أبو داود، ابن ماجه، أحمد ]
“Tidaklah masuk syurga barang siapa yang ada di hatinya kesombongan meskipun sekecil biji dzarrah (atom),” lalu seorang lelaki berkata: sesungguhnya seseorang itu sangat suka jika ia memakai baju bagus dan sandal bagus, lalu Rasul saw bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah dan sangat suka keindahan, sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
Kenapa meminta hidayah ini sangat penting, karena apa yang kita lakukan saat ini tidak menjamin kita masuk syurga. Tidak ada yang menjamin kita beriman sampai akhir hayat. Minta hidayah lah kepada Allah, karna sangat banyak didalam sejarah, diantara mereka hidup bertabur iman tapi mati dalam keadaan murtad.
1. Bal'am bin Ba’ura, Ulama yang mati dalam keadaan Kufur, Seorang Ulama dari kalangan bani Israil, hidup zaman Nabi Musa, doanya dikabulkan oleh Allah setiap waktu yang sempit dan terdesak. Sampai Malik bin Dinar berkata ketika menafsirkan Surat Al-A'Raf : Ayat 178:
" كان مجيب الدعوة في الشدائد "
Doanya selalu dikabulkan oleh Allah dalam keadaan genting. Tapi matinya murtad.
2. Ar-Rajjal bin Unfuwah.
Sahabat Nabi dipilih dan dipuji oleh Abu Bakar untuk menjadi delegasi sunnah, belajar agama langsung ke Rasulullah, ia diutus untuk berdakwah kepada penduduk Yamamah, kaumnya Musailamah Al Kazzab. Apakah matinya beriman? Tidak, ia mati dalam keadaan murtad.
3. Ubaidillah bin Jakhsyi.
Pernah menyelamatkan kehidupan agamanya sampai ke Habasyah. Ketika Nabi masih di Makkah ikut Hijrah yang pertama dan ikut hijrah yang kedua ke Habasyah. Ketika di Habasyah ia menjadi murtad gara-gara kecintaannya dalam minum khamr dan ketertarikannya pada budaya Habasyah yang menakjubkan baginya kemudian tertarik kembali ke kristen.
4. Abdullah Bin Abi Sarhin, ia adalah termasuk orang yang masuk islam di awal-awal dakwah. Ia adalah orang kepercayaan Rasulullah, dipercaya menulis wahyu. Hingga suatu ketika, tatkala surat Al Mukminun turun, sampai di ayat 14 dan Rasulullah saw memerintahkan kepada nya untuk menuliskan surat Al Mukminun ayat 14:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
Bagi Abdullah Bin Abi Sarhin, ayat tersebut tidak menggoyahkan keyakinannya akan keesaan Allah, tetapi “penafsiran” yang dibumbui setan mengelabuinya. Jika Allah yang Esa, mengakui adanya kreasi-kreasi manusia, lalu mensifati diriNya sebagai “pencipta yang terbaik” karena sifat-sifat ciptaan Allah, maka Abdullah mencoba mengambil kesimpulan bahwa perbedaan dirinya dan Rasulullah hanya saja Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah dengan perantaraan makhuk yang tidak dapat dilihat manusia lain.
Proses turunnya wahyu ini mulai di analogikan oleh Abdullah, apakah wahyu itu berupa ilham, ide atau bagaimana? Kelebihan kecerdasan yang dimiliki Abdullah Bin Abi Sarhin menggodanya, antara “wahyu ” dan “ide”, sebagai orang cerdas, ide-ide selalu berkelabatan dalam dirinya, respon-respon atas peristiwa sosial dimilikinya. Ditambah lagi pengalamannya sebagai penulis wahyu menambah ragam rupa kecerdasannya
Hingga suati ketika ia menyimpulkan bahwasanya “wahyu” sama saja dengan “ide”. Kemudian ia beranalogi, jika nabi Muhammad adalah seorang nabi yang diberi “wahyu”, maka ia pun seorang nabi yang diberi “wahyu”, maka murtadlah Abdullah Bin Abi Sarhin dan propaganda yang dilancarkannya luar biasa (na’udzubillah min dzaalik)
Hingga pada saat futuh Mekkah, Rasulullah sempat memerintahkan untuk membunuhnya, tapi ternyata, Allah masih memberikan kesempatan baginya untuk bertaubat dan berkarya nyata, semoga Allah menerima taubatnya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
5. Seorang muazzin Mesir yang murtad yang pernah diceritakan oleh Imam Ibnu qoyyim Al jauziah dalam kitabnya Ad daa' wal dawa' dan Imam Qurtubi pun menceritakannya.
Ketika ia melihat dan tergiur dengan pesona kecantikan seorang wanita yang ia lihat ketika ia hendak melantunkan adzan dari atas bukit seperti biasanya dari tempat yang tinggi. Dimana dibawahnya terdapat rumah orang Nasrani. Orang dulu ketika melihat wanita cantik dari tempat yang tinggi, lalu ia turun, gentle. Lalu ia datangi rumah wanita itu.
Dia katakan kepada wanita itu, "Aku cinta kepadamu." Kata wanita itu, "Tidak bisa, karena kamu Muslim sedangkan saya Nasrani." Lalu ia bertanya, "Dengan apa saya bisa menikahimu?" Wanita itu menjawab,"Masuklah ke Nasrani jika kau ingin menikahiku."
Pemuda itu pun pindah ke Nasrani, murtad dari agama Islam. Ia meninggal ketika ia ingin menggauli istrinya dihari pernikahannya, lalu ia naik ke atap untuk satu keperluan, kemudian terjatuh dan meninggal.
Inilah yang kita khawatirkan, mintalah terus hidayah kepada Allah. Meskipun kita selama ramadhan kemarin puasa sebulan penuh dengan khusyuknya, kita sudah mengkhatamkan al Quran berkali-kali, kita sudah beri’tifaf pada sepuluh terakhir bulan ramadhan, meskipun kita sudah membayar zakat, gemar berinfak dan lain sebagainya. Meskipun kita sudah memelihara jenggot, sudah terlihat seperti orang sholih, pakaiannya gamis dan baju taqwa. Lalu celananya tidak isbal, bergaul terus dengan orang-orang sholih dan di mesjid, istri berhijab dan menutup aurat dengan rapih, anak-anak terlihat sholih karena belajar di pesantren dan menghafal Al-Quran. Sering ikut ngaji dan ikut grup whatsapp pengajian, sering datang ke majelis ilmu, dan semua ikhtiar sudah kita lakukan.
Akan tetapi wahai ikhwah sekalian, karena tidak ada yang menjamin amal kita, iman kita, kecuali Allah. Tidak ada yang menggaransi. Asuransi iman, amal, syurga juga tidak dijual oleh perusahaan asuransi. Hanya Allah yang bisa menjamin syurga seseorang.
Maka, sampai Nabi bersabda:
عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنـه قال حدثنه رسول الله صلى الله عليه وآله: (إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها، وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها ) رواه البخاري
“Sesungguhnya ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Lalu ada juga diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” (HR Bukhari dalam Bad’ul Khalq).
Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Faidhul Qadir menjelaskan, “Allah mengisyaratkan bahwa amalan itu juga ditentukan oleh penutupnya. Jika ia mulai dan ditutup dengan baik maka amalan tersebut akan berbuah kebaikan dan ampunan dari Allah”.
Ada juga sebaliknya,
6. Ushairim Bin Abdul Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy. Sahabat Nabi yang dikatakan oleh Rasulullah sebagai ahli syurga. Tapi keningnya belum pernah dipakai untuk bersujud kepada Allah karena masuk Islamnya belum ada 24 jam.
Ketika ia bersyahadat, ia bertanya kepada Rasulullah, "Haruskah aku shalat sekarang?" Kata Rasul, "Saat ini belum jadwalnya shalat." Ia bertanya lagi, "Lalu apa yang harus aku lakukan?" Rasul menjawab," Mari berjihad di jalan Allah."
Lalu ia berjuang dengan Rasulullah dan para sahabat lainnya. Ketika dalam peperangan Allah takdirkan ia meninggal duniam kalau ramai para sahabat membicarakan tentang Usyairin bin Abdul Ashal.
Abu Hurairah pun berkata:
"Inilah penduduk syurga yang belum pernah menempelkan keningnya di bumi untuk bersujud kepada Allah. Itulah Ushairim bin Abdul Asyhal."
7. Seorang wanita pelacur, yang kehidupannya dipenuhi dengan maksiat. Pada akhir hayat ia ingin bertaubat kepada Allah. Lalu ia melakukan amal kebaikan. Ketika ia ingin minum, ia melihat ada anjing yang menjulurkan lidahnya sedang begitu kehausan. Lalu ia ambil air dari dalam sumur menggunakan sendal terompahnya. Ia dahulukan anjing tadi meskipun ia sendiri sangat kehausan yang luar biasa. Setelah ia memberikan minum kepada anjing itu, Allah takdirkan meninggal. Lalu Allah masukkan ia ke dalam syurga.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Wahai Bapak/Ibu, Ikhwan/Akhwat sekalian yang semoga dimuliakan Allah swt..
- Janganlah kita sombong kalau sering ke masjid, lalu merendahkan saudara kita yang jarang ke masjid.
- Janganlah kita sombong kalau sering ke majelis ilmu dan bangga punya grup pengajian, lalu kita merendahkan saudara kita yang tidak hadir di pengajian.
- Janganlah kita sombong kalau kita sudah mampu bersedekah kepada banyak orang, sedangkan banyak saudara kita yang cuma bisa meminta kebaikan dari kita.
- Janganlah kita sombong karena ikut suatu kelompok. Karena berjilbab syar'i, karena memelihara jenggot, sering shalat duha, shalat qiyamul lail, sering sedekah, zakat, puasa wajib dan sunnah, atau baca Quran selalu khatam. Itu semua tidaklah menjadi jaminan bagaimana akhir hayat kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
Lalu siapakah golongan yang mendapatkan hidayah Allah?
Ada 7 GOLONGAN YANG MENDAPAT HIDAYAH ALLAH
1. Golongan mereka yang terpilih untuk mendapat hidayah Allah SWT. Surah Al-A’raf ayat 178 dan Surah Al-Isra’ ayat 97.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang akan mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah (dengan sebab keingkarannya) maka merekalah orang-orang yang merugi.
Dan barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa Dia sesatkan, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dengan wajah tersungkur dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka
2. Golongan yang mengambil pelajaran dari kisah-kisah Nabi serta kitab-kitab yang Allah SWT turunkan. Surah Al-Hadid ayat 26.
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik.
3. Golongan yang hatinya tidak tergiur dengan tawaran dunia yang merugikan. Surah Al-Baqarah ayat 16.
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.
4. Golongan yang menyembah Allah SWT dan tidak mengikut hawa nafsu. Surah Al-An’am ayat 65, 55 dan 56.
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.
Katakanlah (Muhammad), "Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah." Katakanlah, "Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk."
Katakanlah (Muhammad), "Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain." Perhatikanlah, bagamaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan) Kami agar mereka memahami(nya)."
5. Golongan yang tidak membunuh anak dan tidak menghalalkan apa yang Allah SWT haramkan. Surah Al-An’am ayat 140.
Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.
6. Golongan orang yang beriman dan tidak berbuat Zalim (Syirik). Surah Al-An’am ayat 82.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.
7. Golongan yang tidak mengharapkan balasan dari manusia. Surah Yasin ayat 20 dan 21.
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Akhirnya, dengan jiwa yang suci bersih bak seorang bayi yang baru lahir. Marilah kita tundukkan hati kita kepada kebesaran Allah, menengadah, mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk kita keluarga kita, kaum Muslimin, dan bangsa kita.
Do’a
Ya Allah, Aku bermohon padaMu, dengan rahmatMu Yang memenuhi segala sesuatu, dengan kekuasaanMu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu, dan karenanya tunduk segala sesuatu, dan tunduklah segala sesuatu…
Ya Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, yang Maha Mengampuni segala dosa Hambanya, Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha menepati ikrar dan janji kami kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Kami berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatan kami. Kami mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepada kami dan kami tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah kami lakukan. Karenanya, ampunilah kami. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Bimbinglah kami agar selalu dalam hidayah dan bimbingan-Mu.
Ya Allah, aku bermohon padaMu dengan permohonan hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkan daku, sayangi daku, dan jadikan daku ridha dan rasa cukup pada pemberianMu. Dan bersikap tawadhu bagi setiap urusan.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah bersusah payah dan mencucurkan keringat dalam merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb, ampuni kami yang belum pernah bisa memberikan yang terbaik untuk mereka, Ampuni kami yan belum pernah dan tak akan bisa membalas jasa mereka, ampuni kami yang belum bisa membuat mereka selalu tersenyum, bahkan kami sering membuat mereka menagis karna kata-kata kami, ampuni kami yang bisa menjadi anak yang soleh yang diharapkan oleh orang tua kami.Ya Rabb dengan keagunganmu dan kemurahan hatimu, berikan kesempatan kami berbakti pada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah.
Ya Rabb, ridhailah mereka, sayangilah mereka, berikanlah ampunanmu pada mereka, terlalu banyak hal yang telah mereka korbankan untuk kami ya Allah.
Ya Allah… disaat Makan, jika makanan kurang, ia akan memberikan itu kepada kami anaknya dan berkata: Cepatlah makan, ayah/ibu tidak lapar nak…”
Ya Rabb… di waktu makan bersama, mereka selalu menyisihkan daging dan ikan, dan makanan enak yang lainnya untuk kami ya allah, dan mereka berkata: “Makanlah nak, ayah dan ibu tidak suka daging dan makanan itu…”
Ya Allah… ditengah malam, saat mereka sedang menjaga anaknya yang sakit, mereka berkata kepada kami: “Istirahatlah nak agar kamu cepat sehat, ayah dan ibu belum ngantuk..”
Ya Rabb… disaat kami sudah tamat sekolah dan bekerja, kami sering ingin mengirimkan uang untuk ayah dan ibu kami ya Allah, tapi sering mereka mengatakan: “Simpanlah nak untuk keperluanmu, untuk keperluan keluargamu, ayah dan ibu masih punya uang”.
Ya Allah… disaat kami dikatakan kebanyakan orang sudah sukses karna sudah punya rumah yang layak, kerjaan yang baik dan kendaraan yang bagus, kami sering meminta ayah dan ibu kami untuk tinggal bersama dengan kami, tinggal bersama kami, kami ingin memberikan pelayanan terbaik kepada mereka, tapi sering ayah dan ibu berkata: “Ayah dan ibu lebih suka tinggal dirumah tua ini nak, ini lebih nyaman bagi kami, ayah ibu tidak terbiasa tinggal dirumah yang lebih besar dan bagus…”
Ya Rabb… disaat mereka menjelang tua, ayah ibu kami sakit keras, kami semua menangis melihat ayah ibu kami menahan sakit, susah berjalan, dan banyak hal yang mereka rasakan yang tidak enak, tapi ayah dan ibu masih bisa tersenyum sambil berkata: “Jangan menangis anakku saying, ayah dan ibu tidak apa-apa…” disaat terakhir mereka, mereka masih sempat berbohong ya Allah demi kebahagiaan kami. Maka kami mohon atas keagunganmu Ya Allah, sayangi orang tua kami sebagaimana mereka betul-betul menyangi kami dari dalam kandungan hingga kami bisa mampu menjadi seperti ini.
Dan ya Allah…. jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rahmatMu, perlakukan mereka dengan cintaMu dan kasih sayangMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat JannahMu. Ya Allah berkatilah keluarga kami, jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan ketaqwaan dan ketaatan padaMu. Ya Allah, bimbinglah mereka selalu, agar mereka bisa kuat dalam menjalankan perintah-Mu hingga akhir hayat mereka. Karuniakanlah kepada mereka Husnul Khatimah ketika mereka harus engkau panggil. Jadikanlah do’a hambamu ini adalah do’a hamba-Mu yang soleh yang engkau kabulkan doanya.
(Kemudian mintalah hajat atau keinginan Anda.Tutuplah dengan membaca solawat kepada Nabi saw dan keluarganya yang suci serta sahabatnya yang terpilih).
Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa mengabulkan doa hamba-hambaMu.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَآخِرُ دَعْوَاناَ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
- والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته -
No comments:
Post a Comment