Sunday, July 3, 2016

Khutbah Idul Fitri 1437 H / 2016 M - Misteri Husnul Khatimah dan Su'ul Khatimah - Dr Muhammad Iman Sastra Mihajat



MISTERI KHUSNUL KHATIMAH DAN SU’UL KHATIMAH
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الحَمْدُ للهِ الذِي جَعَلَ فِي تَعاقُبِ الليَالِي والأَيّامِ عِبْرَةً للمُعْتَبِرينَ، وفِي انصِرامِ الشُّهورِ والأَعْوامِ ذِكْرَى لِعبَادِه المؤمِنينَ، الحمد لله الذي جعل شهر رمضان فيها الرحمة، والمغفرة، وعتق من النار، وليلة قدر وليله خير من ألف شهر، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، أَمَرَ عِبادَهُ بالاستِفادَةِ ممَّا مَضَى، وعَدَمِ الحَسْرَةِ علَى ما فَاتَ وانقَضَى، وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ ورَسولُهُ المُرتَضَى، صَلَّى اللهُ وسلَّمَ علَيْهِ وعلَى آلهِ وأَصحابِهِ أَهلِ الرِّضَى، وعلَى مَنْ تَبِعَهم بإِحسَانٍ إِلى يَوْمِ البَعْثِ والقَضَاء. أَمّا بَعْدُ، فَيا مَعْشَرَ المؤمِنينَ، ويَا جُموعَ المُصلِّينَ، أُوصِيكُم بِتَقوى اللهِ رَبِّ العَالَمينَ،  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ. أما بعد....
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id KBRI Muscat yang berbahagia!
Kumandang takbir Idul fitri kali ini semoga semakin menegaskan dan menyegarkan kesadaran kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah. Tidak ada yang bisa menjamin segala sesuatu apapun kecuali atas kehendak Allah, termasuk misteri akhir hayat kita.
Pagi ini kita berkumpul di halaman kedutaan republik Indonesia di Muscat Oman dengan jiwa dan raga kita, merendahkan hati untuk menggapai rahmat ilahi. Pagi ini kita berkumpul dihalaman ini, bertakbir dan bertahmid membesarkan dan mengagungkan nama Allah yang Maha Besar dengan tunduk dan patuh dengan menandakan kita ini kecil dihadapanNya. Sebesar apapun dosa kita, jika kita kemudian diberi hidayah oleh Allah swt lalu bertaubat dan meminta ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni kita, merugilah kita jika tidak mendapatkan ampunannya setelah sebulan penuh Allah mengobral ampunanNya. Akan tetapi sebaliknya, merugilah kita, kita telah melaksanakan banyak amalan yang baik, bersusah payah kita beribadah agar mendapatkan syurga di sisi Allah, akan tetapi pada akhir hayat kita, Allah takdirkan kita melakukan amalan keburukan lalu Allah cabut nyawa kita dan belum sempat bertaubat, maka kita termasuk dalam golongan penghuni Neraka (na’udzubillahi min dzaalik).
Selama sebulan penuh kita telah menunaikan puasa dibulan ramadhan, kita telah diuji untuk menahan hawa nafsu kita di siang hari, kita diuji untuk menahan lapar dan dahaga, malamnya kita juga melaksanakan shalat taraweh berjamaah di masjid ataupun sendirian. Kita juga telah diuji kedermawanan kita dibulan yang suci kemarin sebagaimana yang diajarkan Baginda Rasulullah saw. Bahkan dari kita banyak juga yang bersedia memberikan buka puasa kepada fakir miskin dan orang-orang yang kurang mampu. Akan tetapi pertanyaannya adalah, apakah amalan-amalan antum semua diatas sudah menjamin antum semua meninggal dalam keadaan khusnul khatimah? Apakah antum semua selama ramadhan kemarin pernah menangis dan memohon kepada Allah agar selalu dikuatkan hati dan fisik agar selalu berada di jalan Allah? Apakah kalian selama shalat taraweh kemarin atau qiyamul lail pernah meminta kepada Allah agar diberikan akhir yang baik, meninggal ketika melaksanakan amal kebaikan yang diniatkan hanya untuk Allah semata?
Hampir seluruh umat manusia jika ditanya apakah ia ingin meninggal dengan cara baik atau dengan cara buruk? Pasti semuanya ingin mati dalam keadaan baik, dalam keadaan sedang melakukan kebaikan, mudah, dan tenang sebagaimana meninggalnya orang soleh. Kita khususnya umat Muslim, banyak sekali diantara kita ingin mati dalam keadaan shalat, ketika kening ini sedang bersujud kepada Allah swt. Ada juga yang ingin meninggal ketika ia sedang melaksanakan haji atau umrah di depan ka’bah dan lain sebagainya. Tapi sangat disayangkan sekali, kita tidak pernah tau kapan kita akan meninggal, dinegara bagian mana kita akan meninggal, dan sedang dalam kondisi apa kita meninggal? Apakah kita termasuk husnul khatimah atau bahkan nauzubillahi min dzaalik kita mati dalam keadaan su’ul khatimah, mati dalam keadaan tidak baik, mati dalam keadaan kita kita jauh dari hidayah Allah, ketika kita sedang melakukan maksiyat dengan Allah.
Dikarenakan tidak ada jaminan bahwa kita akan mati dalam keadaan husnul khatimah, maka selayaknya kita meminta hidayah kepada Allah swt, agar tubuh ini selalu dikuatkan untuk melakukan kebaikan, diberikan rahmat dan hidayah agar selalu tunduk dan patuh kepada perintah-Nya, meminta kepada Allah agar lisan ini terus membiasakan diri agar selalu berkata yang baik, perkataan yang keluar dari mulut kita selalu zikir, termasuk istighfar dan laa ilaa ha illa Allah. Sehingga ketika kita dijemput oleh malaikat izrail, kita mampu mengucapkan kalimat (لا إله إلا الله محمد رسول الله).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang dimuliakan Allah!
Ada banyak golongan manusia dimuka bumi ini mengharapkan hidayah Allah, agar di akhir hayatnya mendapatkan husnul khatimah. Lalu siapa saja di muka ini yang menharapkan hidayah dari Allah?
Golongan pertama adalah, Orang Jahil (orang yang bodoh terhadap ilmu agama dan bodoh terhadap Allah dan Rasul-Nya). Sangatlah wajar ketika golongan ini ingin mendapatkan hidayah dari Allah swt dikarenakan kebodohannya.
Golongan kedua adalah, Orang yang memiliki Separo Ilmu (pengetahuannya tentang Allah dan Rasul-nya dan agamanya setengah-setengah).
Golongan ketiga adalah, Orang yang Meyakini hal yang Bathil lalu ia mengikutinya, ia suka mengikuti hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka golongan ini ketika disadarkan oleh Allah, maka ia akan mendapatkan hidayah atas izin Allah.
Golongan keempat adalah, Orang yang Berilmu tapi Tidak Beramal. Banyak sekali diantara kita yang telah mempelajari ilmu, akan tetapi amalan yang kita lakukan tidak sesuai dengan ilmu yang kita miliki, bahkan kita hanya memerintahkan orang lain untuk beramal akan tetapi sering lupa pada diri kita sendiri.
Sedangkan Golongan kelima adalah, Nabi dan Rasul.
Dari lima golongan diatas, nomer 1 sampai 4 adalah hal yang wajar ketika mereka meminta hidayah kepada Allah, karena mereka tidak ada jaminan dan tidak di bimbing langsung oleh Allah swt. Akan tetapi, ternyata ada golongan ke Lima, yaitu Nabi dan Rasul, orang-orang yang telah Allah pilih masih berdoa dan meminta hidayah kepada Allah. Lalu siapa kita, apa hebatnya kita bila dibandingkan Nabi dan Rasul, sudah pasti kita bukan apa-apa. Jadi hikmah dari sini adalah, kita adalah manusia biasa yang harus setiap saat meminta hidayah kepada Allah, agar terus mendapatkan bimbingan dari Allah dan terus istiqamah dijalannya. Jangan pernah sekali-kali kita sombong sedikitpun karna amal yang telah kita kerjakan, ibadah yang telah kita lakukan, karna banyak kejadian hikmah dari zaman nabi dan rasul dahulu, mereka yang awalnya disangkakan masuk syurga dan akhirnya dimasukkan neraka oleh Allah, ada juga yang banyak orang mengira ia adalah ahli neraka, akan tetapi Allah buka pintu hatinya dan pada akhir hayatnya ia dimasukkan kedalam golongan syurga oleh Allah.
Jangan sombong jamaah sekalian kalau saat ini anda masih bisa menuntut ilmu kepada ulama terkenal, jangan sombong wahai saudaraku jika engkau sudah selalu bergaul dengan orang-orang solih, jangan sombong wahai saudarakau jika engkau saat ini sering ikut liqo’, jangan sombong wahai saudarakau jika engkau memiliki gelara agama yang luar biasa, mendapatkan sebutan ulamaa, sebutan kiyai, sebutan ustaz, jangan sombong wahai saudaraku. Karna tidaklah masuk syurga orang-orang yang sombong itu. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadis:

(( لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ))
[ مسلم، الترمذي، أبو داود، ابن ماجه، أحمد ]
“Tidaklah masuk syurga barang siapa yang ada di hatinya kesombongan meskipun sekecil biji dzarrah (atom),” lalu seorang lelaki berkata: sesungguhnya seseorang itu sangat suka jika ia memakai baju bagus dan sandal bagus, lalu Rasul saw bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah dan sangat suka keindahan, sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
Kenapa meminta hidayah ini sangat penting, karena apa yang kita lakukan saat ini tidak menjamin kita masuk syurga. Tidak ada yang menjamin kita beriman sampai akhir hayat. Minta hidayah lah kepada Allah, karna sangat banyak didalam sejarah, diantara mereka hidup bertabur iman tapi mati dalam keadaan murtad.
1. Bal'am bin Ba’ura, Ulama yang mati dalam keadaan Kufur, Seorang Ulama dari kalangan bani Israil, hidup zaman Nabi Musa, doanya dikabulkan oleh Allah setiap waktu yang sempit dan terdesak. Sampai Malik bin Dinar berkata ketika menafsirkan Surat Al-A'Raf : Ayat 178:
" كان مجيب الدعوة في الشدائد "
Doanya selalu dikabulkan oleh Allah dalam keadaan genting. Tapi matinya murtad.
2. Ar-Rajjal bin Unfuwah.
Sahabat Nabi dipilih dan dipuji oleh Abu Bakar untuk menjadi delegasi sunnah, belajar agama langsung ke Rasulullah, ia diutus untuk berdakwah kepada penduduk Yamamah, kaumnya Musailamah Al Kazzab. Apakah matinya beriman? Tidak, ia mati dalam keadaan murtad.
3. Ubaidillah bin Jakhsyi.
Pernah menyelamatkan kehidupan agamanya sampai ke Habasyah. Ketika Nabi masih di Makkah ikut Hijrah yang pertama dan ikut hijrah yang kedua ke Habasyah. Ketika di Habasyah ia menjadi murtad gara-gara kecintaannya dalam minum khamr dan ketertarikannya pada budaya Habasyah yang menakjubkan baginya kemudian tertarik kembali ke kristen.
4. Abdullah Bin Abi Sarhin, ia adalah termasuk orang yang masuk islam di awal-awal dakwah. Ia adalah orang kepercayaan Rasulullah, dipercaya menulis wahyu. Hingga suatu ketika, tatkala surat Al Mukminun turun, sampai di ayat 14 dan Rasulullah saw memerintahkan kepada nya untuk menuliskan surat Al Mukminun ayat 14:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
Bagi Abdullah Bin Abi Sarhin, ayat tersebut tidak menggoyahkan keyakinannya akan keesaan Allah, tetapi “penafsiran” yang dibumbui setan mengelabuinya. Jika Allah yang Esa, mengakui adanya kreasi-kreasi manusia, lalu mensifati diriNya sebagai “pencipta yang terbaik” karena sifat-sifat ciptaan Allah, maka Abdullah mencoba mengambil kesimpulan bahwa perbedaan dirinya dan Rasulullah hanya saja Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah dengan perantaraan makhuk yang tidak dapat dilihat manusia lain.
Proses turunnya wahyu ini mulai di analogikan oleh Abdullah, apakah wahyu itu berupa ilham, ide atau bagaimana? Kelebihan kecerdasan yang dimiliki Abdullah Bin Abi Sarhin menggodanya, antara “wahyu ” dan “ide”, sebagai orang cerdas, ide-ide selalu berkelabatan dalam dirinya, respon-respon atas peristiwa sosial dimilikinya. Ditambah lagi pengalamannya sebagai penulis wahyu menambah ragam rupa kecerdasannya
Hingga suati ketika ia menyimpulkan bahwasanya “wahyu” sama saja dengan “ide”. Kemudian ia beranalogi, jika nabi Muhammad adalah seorang nabi yang diberi “wahyu”, maka ia pun seorang nabi yang diberi “wahyu”, maka murtadlah Abdullah Bin Abi Sarhin dan propaganda yang dilancarkannya luar biasa (na’udzubillah min dzaalik)
Hingga pada saat futuh Mekkah, Rasulullah sempat memerintahkan untuk membunuhnya, tapi ternyata, Allah masih memberikan kesempatan baginya untuk bertaubat dan berkarya nyata, semoga Allah menerima taubatnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!
5. Seorang muazzin Mesir yang murtad yang pernah diceritakan oleh Imam Ibnu qoyyim Al jauziah dalam kitabnya Ad daa' wal dawa' dan Imam Qurtubi pun menceritakannya.
Ketika ia melihat dan tergiur dengan pesona kecantikan seorang wanita yang ia lihat ketika ia hendak melantunkan adzan dari atas bukit seperti biasanya dari tempat yang tinggi. Dimana dibawahnya terdapat rumah orang Nasrani. Orang dulu ketika melihat wanita cantik dari tempat yang tinggi, lalu ia turun, gentle. Lalu ia datangi rumah wanita itu.
Dia katakan kepada wanita itu, "Aku cinta kepadamu." Kata wanita itu, "Tidak bisa, karena kamu Muslim sedangkan saya Nasrani." Lalu ia bertanya, "Dengan apa saya bisa menikahimu?" Wanita itu menjawab,"Masuklah ke Nasrani jika kau ingin menikahiku."
Pemuda itu pun pindah ke Nasrani, murtad dari agama Islam. Ia meninggal ketika ia ingin menggauli istrinya dihari pernikahannya, lalu ia naik ke atap untuk satu keperluan, kemudian terjatuh dan meninggal.
Inilah yang kita khawatirkan, mintalah terus hidayah kepada Allah. Meskipun kita selama ramadhan kemarin puasa sebulan penuh dengan khusyuknya, kita sudah mengkhatamkan al Quran berkali-kali, kita sudah beri’tifaf pada sepuluh terakhir bulan ramadhan, meskipun kita sudah membayar zakat, gemar berinfak dan lain sebagainya. Meskipun kita sudah memelihara jenggot, sudah terlihat seperti orang sholih, pakaiannya gamis dan baju taqwa. Lalu celananya tidak isbal, bergaul terus dengan orang-orang sholih dan di mesjid, istri berhijab dan menutup aurat dengan rapih, anak-anak terlihat sholih karena belajar di pesantren dan menghafal Al-Quran. Sering ikut ngaji dan ikut grup whatsapp pengajian, sering datang ke majelis ilmu, dan semua ikhtiar sudah kita lakukan.
Akan tetapi wahai ikhwah sekalian, karena tidak ada yang menjamin amal kita, iman kita, kecuali Allah. Tidak ada yang menggaransi. Asuransi iman, amal, syurga juga tidak dijual oleh perusahaan asuransi. Hanya Allah yang bisa menjamin syurga seseorang.
Maka, sampai Nabi bersabda:
عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنـه قال حدثنه رسول الله صلى الله عليه وآله: (إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها، وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها ) رواه البخاري
 “Sesungguhnya ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Lalu ada juga diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” (HR Bukhari dalam Bad’ul Khalq).
Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Faidhul Qadir menjelaskan, “Allah mengisyaratkan bahwa amalan itu juga ditentukan oleh penutupnya. Jika ia mulai dan ditutup dengan baik maka amalan tersebut akan berbuah kebaikan dan ampunan dari Allah”.
Ada juga sebaliknya,
6. Ushairim Bin Abdul Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy. Sahabat Nabi yang dikatakan oleh Rasulullah sebagai ahli syurga. Tapi keningnya belum pernah dipakai untuk bersujud kepada Allah karena masuk Islamnya belum ada 24 jam.
Ketika ia bersyahadat, ia bertanya kepada Rasulullah, "Haruskah aku shalat sekarang?" Kata Rasul, "Saat ini belum jadwalnya shalat." Ia bertanya lagi, "Lalu apa yang harus aku lakukan?" Rasul menjawab," Mari berjihad di jalan Allah."
Lalu ia berjuang dengan Rasulullah dan para sahabat lainnya. Ketika dalam peperangan Allah takdirkan ia meninggal duniam kalau ramai para sahabat membicarakan tentang Usyairin bin Abdul Ashal.
Abu Hurairah pun berkata:
"Inilah penduduk syurga yang belum pernah menempelkan keningnya di bumi untuk bersujud kepada Allah. Itulah Ushairim bin Abdul Asyhal."
7. Seorang wanita pelacur, yang kehidupannya dipenuhi dengan maksiat. Pada akhir hayat ia ingin bertaubat kepada Allah. Lalu ia melakukan amal kebaikan. Ketika ia ingin minum, ia melihat ada anjing yang menjulurkan lidahnya sedang begitu kehausan. Lalu ia ambil air dari dalam sumur menggunakan sendal terompahnya. Ia dahulukan anjing tadi meskipun ia sendiri sangat kehausan yang luar biasa. Setelah ia memberikan minum kepada anjing itu, Allah takdirkan meninggal. Lalu Allah masukkan ia ke dalam syurga.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Wahai Bapak/Ibu, Ikhwan/Akhwat sekalian yang semoga dimuliakan Allah swt..
- Janganlah kita sombong kalau sering ke masjid, lalu merendahkan saudara kita yang jarang ke masjid.
- Janganlah kita sombong kalau sering ke majelis ilmu dan bangga punya grup pengajian, lalu kita merendahkan saudara kita yang tidak hadir di pengajian.
- Janganlah kita sombong kalau kita sudah mampu bersedekah kepada banyak orang, sedangkan banyak saudara kita yang cuma bisa meminta kebaikan dari kita.
- Janganlah kita sombong karena ikut suatu kelompok. Karena berjilbab syar'i, karena memelihara jenggot, sering shalat duha, shalat qiyamul lail, sering sedekah, zakat, puasa wajib dan sunnah, atau baca Quran selalu khatam. Itu semua tidaklah menjadi jaminan bagaimana akhir hayat kita.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu…
Jamaah ‘Id yang semoga diridhai Allah swt!

Lalu siapakah golongan yang mendapatkan hidayah Allah?
Ada 7 GOLONGAN YANG MENDAPAT HIDAYAH ALLAH
1. Golongan mereka yang terpilih untuk mendapat hidayah Allah SWT. Surah Al-A’raf ayat 178 dan Surah Al-Isra’ ayat 97.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang akan mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah (dengan sebab keingkarannya) maka merekalah orang-orang yang merugi.
Dan barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa Dia sesatkan, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dengan wajah tersungkur dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka

2. Golongan yang mengambil pelajaran dari kisah-kisah Nabi serta kitab-kitab yang Allah SWT turunkan. Surah Al-Hadid ayat 26.
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik.

3. Golongan yang hatinya tidak tergiur dengan tawaran dunia yang merugikan. Surah Al-Baqarah ayat 16.
 Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.

4. Golongan yang menyembah Allah SWT dan tidak mengikut hawa nafsu. Surah Al-An’am ayat 65, 55 dan 56.
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.
Katakanlah (Muhammad), "Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah." Katakanlah, "Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk."
Katakanlah (Muhammad), "Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain." Perhatikanlah, bagamaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan) Kami agar mereka memahami(nya)."

5. Golongan yang tidak membunuh anak dan tidak menghalalkan apa yang Allah SWT haramkan. Surah Al-An’am ayat 140.
Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.

6. Golongan orang yang beriman dan tidak berbuat Zalim (Syirik). Surah Al-An’am ayat 82.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.

7. Golongan yang tidak mengharapkan balasan dari manusia. Surah Yasin ayat 20 dan 21.
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Akhirnya, dengan jiwa yang suci bersih bak seorang bayi yang baru lahir. Marilah kita tundukkan hati kita kepada kebesaran Allah, menengadah, mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk kita keluarga kita, kaum Muslimin, dan bangsa kita.

Do’a
Ya Allah, Aku bermohon padaMu, dengan rahmatMu Yang memenuhi segala sesuatu, dengan kekuasaanMu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu, dan karenanya tunduk segala sesuatu, dan tunduklah segala sesuatu…
Ya Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, yang Maha Mengampuni segala dosa Hambanya, Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha menepati ikrar dan janji kami kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Kami berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatan kami. Kami mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepada kami dan kami tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah kami lakukan. Karenanya, ampunilah kami. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Bimbinglah kami agar selalu dalam hidayah dan bimbingan-Mu.
Ya Allah, aku bermohon padaMu dengan permohonan hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkan daku, sayangi daku, dan jadikan daku ridha dan rasa cukup pada pemberianMu. Dan bersikap tawadhu bagi setiap urusan.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah bersusah payah dan mencucurkan keringat dalam merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb, ampuni kami yang belum pernah bisa memberikan yang  terbaik untuk mereka, Ampuni kami yan belum pernah dan tak akan bisa membalas jasa mereka, ampuni kami yang belum bisa membuat mereka selalu tersenyum, bahkan kami sering membuat mereka menagis karna kata-kata kami, ampuni kami yang bisa menjadi anak yang soleh yang diharapkan oleh orang tua kami.Ya Rabb dengan keagunganmu dan kemurahan hatimu, berikan kesempatan kami berbakti pada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah.
Ya Rabb, ridhailah mereka, sayangilah mereka, berikanlah ampunanmu pada mereka, terlalu banyak hal yang telah mereka korbankan untuk kami ya Allah.
Ya Allah… disaat Makan, jika makanan kurang, ia akan memberikan itu kepada kami anaknya dan berkata: Cepatlah makan, ayah/ibu tidak lapar nak…”
Ya Rabb… di waktu makan bersama, mereka selalu menyisihkan daging dan ikan, dan makanan enak yang lainnya untuk kami ya allah, dan mereka berkata: “Makanlah nak, ayah dan ibu tidak suka daging dan makanan itu…”
Ya Allah… ditengah malam, saat mereka sedang menjaga anaknya yang sakit, mereka berkata kepada kami: “Istirahatlah nak agar kamu cepat sehat, ayah dan ibu belum ngantuk..”
Ya Rabb… disaat kami sudah tamat sekolah dan bekerja, kami sering ingin mengirimkan uang untuk ayah dan ibu kami ya Allah, tapi sering mereka mengatakan: “Simpanlah nak untuk keperluanmu, untuk keperluan keluargamu, ayah dan ibu masih punya uang”.
Ya Allah… disaat kami dikatakan kebanyakan orang sudah sukses karna sudah punya rumah yang layak, kerjaan yang baik dan kendaraan yang bagus, kami sering meminta ayah dan ibu kami untuk tinggal bersama dengan kami, tinggal bersama kami, kami ingin memberikan pelayanan terbaik kepada mereka, tapi sering ayah dan ibu berkata: “Ayah dan ibu lebih suka tinggal dirumah tua ini nak, ini lebih nyaman bagi kami, ayah ibu tidak terbiasa tinggal dirumah yang lebih besar dan bagus…”
Ya Rabb… disaat mereka menjelang tua, ayah ibu kami sakit keras, kami semua menangis melihat ayah ibu kami menahan sakit, susah berjalan, dan banyak hal yang mereka rasakan yang tidak enak, tapi ayah dan ibu masih bisa tersenyum sambil berkata: “Jangan menangis anakku saying, ayah dan ibu tidak apa-apa…” disaat terakhir mereka, mereka masih sempat berbohong ya Allah demi kebahagiaan kami. Maka kami mohon atas keagunganmu Ya Allah, sayangi orang tua kami sebagaimana mereka betul-betul menyangi kami dari dalam kandungan hingga kami bisa mampu menjadi seperti ini.
Dan  ya Allah…. jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rahmatMu, perlakukan mereka dengan cintaMu dan kasih sayangMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat JannahMu. Ya Allah berkatilah keluarga kami, jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan ketaqwaan dan ketaatan padaMu. Ya Allah, bimbinglah mereka selalu, agar mereka bisa kuat dalam menjalankan perintah-Mu hingga akhir hayat mereka. Karuniakanlah kepada mereka Husnul Khatimah ketika mereka harus engkau panggil. Jadikanlah do’a hambamu ini adalah do’a hamba-Mu yang soleh yang engkau kabulkan doanya.
(Kemudian mintalah hajat atau keinginan Anda.Tutuplah dengan membaca solawat kepada Nabi saw dan keluarganya yang suci serta sahabatnya yang terpilih).

Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa mengabulkan doa hamba-hambaMu.

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَآخِرُ دَعْوَاناَ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
- والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته -

Tuesday, July 14, 2015

Apakah Memsak, Mencuci, dan Mengurus Anak itu Tugas Istri? Berikut Penjelasannya


Tentang "Memasak, Mencuci, dan Mengurus anak bukan tugas Istri"...
Ada hal menarik dalam beberapa minggu terakhir ini tentang artikel yang banyak dishare oleh para wanita, baik yg sudah menikah ataupun yg belum. Artikel itu menceritakan percakapan antara seorang ibu dengan anak laki-lakinya yg akan menikah sedangkan calon istrinya belum bisa masak dan mengurus rumah. Lalu ibu itu menceritakan bahwasanya masak, mencuci dan mengurus rumah adalah tugas suami, bukan tugas istri.
Sangat disayangkan lagi. Artikel ini ditelan mentah-mentah oleh kau wanita kebanyakan, meskipun alhamdulillah ada wanita yg sadar akan kodratnya lgsg berkomentar: "ini artikel menyesatkan, ini tulisan orang yahudi dan bla bla...". Yg lbih lgi ada jg wanita yg bekomentar:"woiii..lu sadar dong, suami lu udh capek2 kerja diluar, masa lu ongkang2 kaki doang.. Bla bla bla"...
Dan ketika istri saya komen ttg ini, ada seorang wanita yg katanya penulis buku tentang kisahnya jalan2 keluar negri dan berkata:" diarab itu mereka semua pakai pembantu kaleee, ada baby sitternya." Saya bingung, itu arab yg mana yah? Memangnya dia sudah lama tinggal diarab? Dan sering bergaul dengan orang arab dan tau bagaimana rumahnya? Atau cuma melihat di mal saja dimana banyak wanita arab yg bawa pembantu? Di indonesia juga banyak yg bawa pembantu di mal2 dan rumah sakit. Karna banyak juga yg tinggal diarab, tp tidak bergaul dekat dengan orang arab. Lalu saya ceritakan hal ini dengan teman2 saya orang arab di oman ini dikantor, dan mereka langsung tertawa terbahak2. Saya pernah berkunjung ke rumah sahabat saya orang oman arab asli, dan semua pekerjaan rumahnya istrinya yg melakukan dan dibantu oleh adek istri yg perempuan, dan saya perhatikan ibu mertuanya sangat cekatan membimbing anak2nya. Sewaktu saya tinggal dimesir menyelesaikan sekolah s1, saya memperhatikan sangat jarang orang mesir memiliki pembantu, kecuali mereka betul2 orang mampu. Lalu yg dimaksudkan mba ini arab mana yah? Hehe atau mungkin mba ini lebih tau banyak hal, karna sudah keliling negara kai yah...
Di daerah saya di bengkulu, jikalau istri tidak pandai mengurus rumah dan memasak, itu merupakan suatu "aib". Orang akan melihat jika orang tuanya sudah tidak 'becus' mendidik anak perempuannya.
Yang lebih disayangkan lagi, setiap artikel yg saya perhatikan yg sangat menguntungkan wanita yg sifatnya wanita itu tidak harus capek2, tidak harus bekerja, dirumah saja, dan cukup TAAT saja, itu sangat banyak wanita menyukainya, saya tidak habis fikir, nanti kalaulah dia dapat suami pasti yg tidak jauh dari dia sifatnya, maunya enak sendiri hehe fairkan, yg baik dapat yg baik, yg seperti itu dapatnya yah yg seperti itu.
Terlebih lagi, bahasa TAAT sama suami saat ini sudah menjadi sempit. Tanpa harus memberikan servis kepada suami, itu sudah digolongkan sebatai "istri TAAT". Karna kenapa, karna menurut mereka seperti halnya sumur dapur kasur tadi bukan tugas istri. Mantappp...
Dunia ini menurut saya sangat berimbang, ketika anda tidak memberikan pelayanan terbaik anda kepada suami, jangan berharap suami memberikan yg terbaik untuk anda. Jika saya mengingat kembali bagaimana ketika rasul setiap pulang ke rumah, pasti aisyah selalu menyiapkan segelas susu untuk rasul, coba kita lihat bagaimana kekuarga rasul mencontohkan, datang aja udah dikasih minuman, apalagi yg lainnya.
Saya lalu teringat lagi dengan hadis fatimah yg menumbuk gandum (emangnya sekarang, gandumnya udah jadi tinggal masak, itupun masih banyak wanita yg mengeluh). Lalu fatimah ingin meminta pembantu kepda ayahnya rasulullah, tp tidak diberikan dan tidak dikabulkan oleh rasul. Lalu rasulullah megatakan banyak hal tentang bgaimana pahalanya yg luar biasa bagi istri yang memberikan pelayan terbaiknya untuk suaminya.
Lalu saya teringat lagi dengn kisah umar bin khattab, orang yg paling ditakuti kala itu, ketia beliau menjadi khalifah, ada sahabat yg datang ingin mengeluhkan sifat cerewet istinya, lalu ketika sampai dirumah umar, ia mendapati istri umar sedang mengomeli umar bin khattab dan itu dirasakan sahabat lebih cerewet dr istrinya. Kemudian sahabat ini mengurungkan niatnya, lalu umar mengejar lelaki ini, ia mengatakan wahai sahabat, adakah engkau memiliki urusan yg penting denganku, lau sahabat ini menjawab, sebenarnya aku ingin mengadukan perihal istriku yg sangat cerewet sehingga membuat aku pusing, tatkala aku krumahmu, aku mendapati ternyata istrimu lebih cerewet dr istriku dan engkau diam saja saat diomeli. Kemudian umar menjawab: sesungguhnya ia telah menyiapkan makanan untukku, dia telah membuatkan roti untukku, mencucikan bajuku dan melahirkan dan mendidik anak-anakku. Jadi omelan dia itu tidak sebanding atas apa yg telah ia korbankan untukku.
Kisah diatas menjelaskan kepada kita, umar yg sangat sangar dihadpan orang tp ia lemah lembut dengan istrinya itu KARNA istrinya juga telah memberikan pelayan tebaiknya. Jadi wahai anda para wnita, jangan meminta suami anda seperti Umar sedangkan anda tidak melakukan apa yg telah istri umar lakukan.
Bahkan, Saya yakin para suami juga akan membantu kerjaan istrinya jika istrinya mengerjakan banyak hal yg mungkin tidak dapat dilakukan istrinya sendiri. Saya juga termasuk yg sering membantu istri karena rasulullah mengajarkan itu, beliau adalah suami terbaik dan menjadi contoh dan teladan kita.
Saya juga ga habis fikir, ada lagi artikel yg mencatut kisah umar diatas dengan mengatakan: "kenapa umar tidak marah ketika diomeli istrinya, karna umar faham kalau masak, nyuci dan ngurus anka itu bukanlah tugas istri, jadi istrinya telah membantunya." MasyaAllah, enak bgt yah nyimpulin sendiri dan seenaknya, apalagi banyak wanita yg setuju dan nge share. Yang saya fikirkan, jikalau kalimat diatas ditelan mentah2 oleh para istri lalu ia membantah suaminya, lalu terjadilah perpecahan rumah tangga lalu bercerai, penulis artikel nya adalah orang yg paling bertanggung jawab dan diminta peranggung jawabannya nanti karena telah menyebarkan itu dan menyebarkan kebohongan atas nama islam.
Saya sebagai suami selalu ingin memberikan yang terbaik untuk istri saya, dari hal yg kecil smpai hobinya keliling dunia itu masuk dalam planning keuangan saya, mungkin sebagian wanita akan bilang, enak yah jd dia, setiap tahun keliling negara, karna bagi saya, karna istri saya sudh memberikan yg tebaik untuk saya, sayapun tidak mau kalah memberikan yg terbaik untuknya.
Kemudian saya teringat lagi dengan kisah sahabat wanita yg mengadu kepada rasul ttg suaminya yg pelit sampai kadang makanan dirumah untuk anak2nya saja tidak tersedia ketika mereka lapar, apa kata rasul, :"ambillah uang suamimu meskipun tanpa sepengetahuannya yg cukup untuk kebutuhanmu". Artinya hak wanita itu adalah nafkah yg cukup untuknya, dan itu uang bukan makanan jadi.
Dan sangat disayangkan lagi, pemahaman diatas juga diikuti para akhwat, nauzubillah.
Pda akhirnya, saya ingin mengatakan, apapun yg engkau lakukan, hal itu juga akan kembali kepadamu, jika engkau menjadi ibu dan ayah yg baik, maka kebaikan akan menghampirimu.
Terakhir, saya ingin mengatakan, wahai wanita, engkau adalah makhluk mulia, dari tanganmu akan lahir gnerasi2 hebat, jangan engkau kotori dan nodai kodratmu. Pemimpin2 hebat dunia lahir dari wanita hebat dan tangguh, bukan wanita yg hidup sesukanya dan seenaknya sendiri. Dan Pahalamu sungguh banyak dan melimpah:
- “Sekali suami minum air yang disediakan oleh isterinya adalah lebih baik dari berpuasa setahun”.
-"Makanan yang disediakan oleh isteri kepada suaminya lebih baik dari isteri itu mengerjakan haji dan umrah”
- “Mandi junub si isteri disebabkan jimak oleh suaminya lebih baik baginya daripada mengorbankan 1,000 ekor kambing sebagai sedekah kepada fakir miskin”.
- “Apabila isteri hamil ia dicatitkan sebagai seorang syahid dan khidmat kepada suaminya sebagai jihad”.
- “Pemeliharaan yang baik terhadap anak-anak adalah menjadi benteng neraka, pandangan yang baik dan harmonis terhadap suami adalah menjadi tasbih (zikir)”.
- “Tidak akan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya”.
- “Apabila meninggal dunia seorang dan suaminya redha, nescaya ia dimasukkan ke dalam syurga”. (Hadis Riwayat Tarmizi)
-“Seseorang wanita apabila ia mengerjakan sembahyang yng difardhukan ke atasnya, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatan dirinya dan taat kepada suaminya maka berhaklah ia masuk syurga dari mana-mana pintu yang ia suka”.
Dan ingatlah wahai wanita, semua itu terangkum di dalam suatu perkataan iaitu "TAAT"..
Akan tetapi jika engkau melalukan hal2 tersebut karna terpaksa, dianggap seperti pembantu, apa yg kau lakukan hanyalah sia2, sudahlah capek, tidak dapat pahala lagi. Kasiannnn...
Semoga banyak dari wanita yg bener TAAT kepada suaminya, bukan hanya sekedar TAAT di LISAN belaka,
Ya Allah, jadikan lah generasi saat ini yg betul-betul mengharap ridhamu dan mengikuti tuntunanmu dan rasulmu. Dan jadikan para suami menjadi orang yg sangat menyangi istrinya dan para istri sangat taat dan patuh pada suaminya aaamiinn..
Wallahua'lambisshawab

Wednesday, May 13, 2015

Tipikal Istri yang Sulit Dilupakan Suami


 

Istri mana sih yang tidak ingin selalu dikenang suaminya? Apalagi ketika posisi sang istri sudah tidak lagi menemani sang suami, sehingga membuat sang suami selalu terbayang akan dirinya, seakan istrinya itu selalu menemaninya dimanapun Ia berada. Kalau dibilang sayang sih sayang, cinta ya cinta, tapi sejauh mana suami teringat akan istrinya, tidak akan sama, dan hal ini tidak tergantung dari berapa lama dia menikah.

Kita bisa ambil contoh kisah nyata dari buku ‘Habibie Ainun’. Pernah ngga kita bayangkan, seperti apa sosok seorang istri seperti Ibu Ainun, sehingga membuat Pak Habibie sampai lupa ingatan ketika Almarhumah Ibu Ainun dipanggil oleh Allah lebih dulu?

Mungkin sebagian atau bahkan kebanyakan wanita membayangkan dari sisi ‘enaknya’ saja. Ibu Ainun, seorang istri Presiden Republik Indonesia ke-3, wanita yang hidupnya bergelimang harta, wanita yang seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi, wanita yang beruntung bisa ikut menemani suami bepergian ke luar negeri.

Tapi apakah pernah kita berfikir, bagaimana caranya Ibu Ainun mengantarkan sang suami sehingga mampu menjadi orang nomor satu yang namanya sangat harum di Bumi Pertiwi ini? Pernahkah kita melihat bagaimana sulitnya hidup mereka di awal tahun pernikahannya, sampai Ia bersabar dengan hidup dalam kesederhanaan demi berjuang mendapatkan gelar doktor suaminya? Atau pernahkan kita berfikir, bagaimana letihnya seorang Ibu Ainun dalam menemani suaminya dinas ke berbagai kota bahkan negara sehingga waktu tidurnya hanya sedikit? Pernahkah kita berfikir ternyata menjadi seorang istri orang hebat itu tidak seenak yang dibayangkan? Ataukah dan ataukah banyak lagi yang tidak bisa kita ungkapkan.

Dengan perjuangan seorang Ibu Ainun yang sangat luar biasa, selalu memenuhi kebutuhan sang suami dari hal sekecil apapun, bahkan lebih memperhatikan kesehatan suaminya dibanding kesehatannya sendiri, wajarlah ketika Ibu Ainun pergi lebih dulu dipanggil Illahi, seorang Pak Habibie tidak mampu melupakan bayangan Ibu Ainun dimanapun Ia berada. Seakan-akan Ibu Ainun selalu berada disampingnya. “Ainun, Ainun, Ainun,” teriak Pak Habibie berkeliling rumah mencari sosok Ibu Ainun 3 hari setelah kepergiannya. Benar-benar tipikal istri yang diidam-idamkan oleh para suami kebanyakan.

Saya pernah tergelitik ketika membaca komentar seorang teman yang merupakan salah seorang dari follower akun Instagram Ibu Ani Budiyono, istri dari Presiden RI ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudoyono. Dengan mudahnya Ia mengatakan, “Enak ya jadi Ibu Ani, kerjaannya cuma jalan-jalan menemani suami dan foto-foto.”

Helloooo… Emangnya Ibu Ani dalam kehidupannya tidak mengalami proses jatuh bangun yang hebat dalam mengantarkan suaminya menjadi Presiden? Ini nih yang sering dilupakan para wanita, padahal kehebatan dan kesuksesan suami mereka saat ini, tidak lepas dari besarnya dan kuatnya dukungan sang istri. Lebih dalam lagi, bila selama itu sang istri sudah menjadi benteng yang kuat sehingga suaminya mampu mencapai puncak kesuksesan.

Seorang suami bisa saja kehilangan istri yang sangat dicintai suaminya, baik itu karna meninggal dunia, atau berpisah (cerai) dan menikah lagi.

Keadaan pertama, istri meninggal dunia. Suami mana yang tidak sedih ketika teman hidup di kala suka dan duka yang telah lama menemaninya, harus meninggalkannya terlebih dahulu. Hal ini pernah terjadi pada Baginda kita, Rasulullah SAW ketika ditinggalkan oleh istri pertamanya, wanita terbaik pada zaman itu, Khadijah RA, seorang janda kaya yang namanya tersebar harum di penjuru Arab dan kalangan bangsawan. Bahkan menurut satu cerita, banyak orang kaya dan bangsawan dari berbagai penjuru Arab yang datang ingin melamar beliau. Akan tetapi, tidak satupun dari mereka yang berhasil meluluhkan hatinya.

Khadijah RA pada akhirnya memilih seseorang bukan dari kalangan bangsawan dan kaya raya. Pilihannya jatuh pada rekan bisnis beliau yang Ia amanahi untuk menjualkan barang-barangnya dari satu kota ke kota lainnya. Ia adalah Nabi kita Muhammad SAW, pemuda yang sangat jujur sehingga diberi gelar Al-Amin oleh penduduk Makkah dan Madinah pada kala itu.

Khadijah rela dicemooh banyak orang karena Ia bersuamikan seseorang yang ajarannya banyak ditolak oleh penduduk Arab. Bahkan Ia rela menginfakkan seluruh harta kekayaan yang tak terhitung lagi jumlahnya untuk perjuangan dakwah Rasulullah, sehingga pada akhirnya harta tersebut habis di jalan dakwah. Ia juga adalah wanita pertama yang percaya terhadap apapun yang disampaikan oleh Rasulullah, meskipun itu tak masuk di akal manusia.

Dari banyaknya kebaikan dan pengorbanan yang dilakukan oleh Khadijah, Rasulullah sering menceritakan kebaikan-kebaikannya tersebut kepada istri-istrinya sehingga membuat istri-istrinya cemburu. Padahal Rasulullah sendiri sudah mendapatkan wanita-wanita shalihah terbaik pada masa itu, namun tidak ada yang bisa menggantikan sosok Khadijah di hatinya. Bagaimana tidak, Khadijah yang pintar, cantik, saudagar kaya dan menjadi rebutan banyak orang, rela dan mau mengorbankan seluruh harta kekayaannya untuk kepentingan dakwah Nabi. Sering kali Siti Aisyah sangat cemburu ketika Rasulullah menceritakan kebaikan-kebaikan Khadijah.

Keadaan kedua, karena berpisah atau menikah lagi. Untuk keadaan kedua ini ada dua kemungkinan, bisa saja kita dilupakan dengan mudah atau suami akan menyesal karena telah menceraikan istrinya. Akan tetapi, bila kita mampu memberikan pelayanan terbaik kita, maka suami pasti akan selalu mengenang dan membanding-bandingkan kita dengan istri barunya. Namun bila kita tidak pernah melayani sepenuh hati, maka akan sangat mudah dilupakannya bahkan tidak pernah diingatnya sama sekali.

Akan tetapi dalam keadaan sehari-hari, kita juga sering berpisah dengan suami kita khususnya ketika sang suami berangkat kerja mencari nafkah. Tidak semua suami akan selalu teringat dengan istrinya kala sedang berada di luar rumah. Ada saja suami yang senang ketika bisa keluar dari rumah, mungkin karena ia tidak nyaman berada di dalam rumah, sehingga pribahasa Baiti Jannati (rumahku adalah syurgaku) tidak ia dapatkan dirumah, ini malah sebaliknya, rumahku nerakaku atau rumah bisa menjadi nearak baginya, Naudzubillah min dzalik. Maka sangat wajar sekali ketika sang suami merasa lebih bebas dan menyenangkan bila ia tidak berada di dalam rumah. Namun ada juga, suami yang setiap langkahnya mencari nafkah selalu teringat akan istrinya. Contohnya, menghubunginya di kala waktu istirahat, tiba-tiba dapat BBM di siang bolong, “Umi, pekan ini abi ada libur tambahan, asik bisa quality time bersama umi dan anak kita. Kita piknik ke pantai yuk.” Bisa juga dengan bahasa lain ia mengusahakan untuk membawakan makanan kesukaan istri ketika pulang kerja, sebungkus martabak manis tanpa di minta, lagi pengen sate padang, eh dia tiba-tiba bawa bungkusan sate padang yang kita inginkan, pengen ini dan itu dengan surprisenya ia membawakan makanan kesukaan kita, menyenangkan bukan? Atau dengan sengaja suami membungkus makanan yang tersedia saat sedang ada rapat di kantor. Ketika diledek oleh teman-temannya, suami dengan santainya mengatakan kepada teman-temannya, “Saat akad nikah kuucapkan didepan penghulu, dalam diriku aku sudah berjanji, apapun yang aku makan, apalagi itu makanan enak dan itu kesukaan istri, sangat tidak baik jika ia juga tidak mencicipi makanan tersebut.” Artinya, ketika saya menikmati sesuatu, dia berhak menikmatinya juga, So sweet..

Jadi.. Saya ingin berbagi pengalaman, dan juga pengamatan untuk bisa menjadi bahan renungan kita semua sebagai para istri agar suami selalu mengingat kita dimanapun ia berada. Entah ketika berangkat kerja, keluar rumah, bepergian jauh, atau sebaliknya, kita yang lebih dulu harus meninggalkannya. Berikut beberapa poinnya.

Di mulai jauh-jauh sebelum Subuh, alangkah mulianya kita para istri bila bisa bangun lebih dulu dibandingkan suami dan anak-anak. Menunaikan shalat tahajud, dilanjutkan menyiapkan masakan, dan mandi. Suami mana yang tidak senang ketika membuka mata di pagi hari, melihat bidadarinya sudah cantik mewangi? Apalagi ditambah kecupan mesra di kening dan pipinya, “Sayang ayo bangun..” wah tambah sayang pastinya. Tapi apabila sebaliknya, kita sebagai istri malah masih terlelap pulas mendengkur di balik selimut, rambut acak-acakan, mood suami di pagi hari pun pasti tidak akan semangat. Pasti berbeda rasanya bila subuh terlewatkan karena kesiangan. Ketika suami dan anak-anak sudah mandi sebelum subuh, lalu dilanjutkan dengan Shalat Subuh berjamaah di masjid, tentunya pikiran, jiwa, dan raga akan lebih sehat untuk melewati hari. Bisa berjalan kaki menikmati fajar dengan udara segar bersama orang-orang yang dicintai tentu sangat indah bukan?

Setelah suami pulang dari Shalat Subuh di masjid, pakaian kerja yang akan ia pakai hari ini sudah kita siapkan. Biasakanlah untuk mengutamakan menyetrika pakaian suami dibanding pakaian lainnya, sehingga di pagi hari pakaian kerjanya sudah siap di tempatnya dan suami tidak perlu pusing-pusing mencarinya atau bahkan menyetrikanya sendiri karena belum atau lupa kita siapkan.

Setelah itu, kita sebaiknya sudah menyiapkan hidangan sarapan yang sudah tertata rapi ketika suami pulang shalat subuh berjamaah dari masjid. Jangan sampai kita terlambat membuatkan sarapan, sehingga membuat suami terburu-buru berangkat ke kantor dan jajan di luar. Sarapan sangatlah penting untuk energi suami beraktifitas mencari nafkah seharian. Lebih baik lagi bila kita membawakan bekal untuknya di siang hari, makanan kesukaannya, guna menghemat pengeluaran rumah tangga, dan tentunya lebih sehat dan terjamin kebersihannya.

Setelah sarapan, kita coba kembali cek adakah barang bawaannya yang tertinggal. Bila semua sudah siap, kita antarkan suami ke depan pintu. Jarang bukan kita lihat moment seperti ini? Kebanyakan jaman sekarang istri masih sibuk di dapur atau di kamar mandi ketika suami akan berangkat kerja. “Mah, papah berangkat ke kantor ya, Assalamualaikum!” dengan teriakan istri pun menjawab, “Iya Pah, hati-hati Waalaikumsalam!” Bukankah lebih indah bila kita yang mengantarnya ke depan dengan membawakan tas dan sepatu yang sudah disemir rapih, lalu mengecup tangan dan pipinya, merapikan dasinya, serta mendoakan dengan senyuman agar ia dilimpahkan rezeki yang berkah. Kebaikan istri ini pasti akan selalu suami ingat seharian di kantor.

Coba bila kita membuat keributan atau menyusahkan suami di pagi hari dengan urusan rumah? Apakah itu tidak akan membuat suami kurang berkonsentrasi di tempat kerjanya? Disinilah besarnya peran istri sebagai seorang Manajer rumah tangga. Biarkan suami serius bekerja, kita sebagai istri, meskipun merangkap bekerja di luar, tetap saja urusan rumah harus kita yang siap sedia mengelolanya dengan baik.

Rumahku, Surgaku. Tentu saja tidak akan terjadi dengan rumah yang berantakan, jarang disapu atau dipel. Banyak istri yang kadang minta dimaklumi bila rumah berantakan karena memiliki anak kecil. Namun jangan sampai ketika suami pulang kerja, kondisinya tidak berubah saat suami berangkat. Kepenatannya di kantor akan bertambah ketika melihat rumah seperti kapal pecah. Usahakan pula setiap ia pulang kerja, kita sebagai istri sudah tampil cantik dan enak dipandang oleh suami. Rumah yang bersih dan rapih, istri yang mewangi, hidangan yang sudah siap, komplit bukan? Apalagi bila seperti Siti Aisyah, setiap Rasulullah pulang, ia selalu sudah siap dengan segelas susu di meja dan air hangat sebaskom untuk merendam kaki Rasulullah sepulang mencari nafkah.

Dibalik itu semua, tetap kunci seorang istri yang dimuliakan oleh suaminya ialah ketika ia selalu bersyukur dan tidak banyak menuntut. Mentang-mentang BBM naik, seringkali istri meminta nafkah bulannya naik atau bahkan meminta suami mencari yang lebih lagi diluar dari kesanggupannya. Padahal, wanita terbaik ialah wanita yang bersyukur atas nafkah yang diberikan suaminya meskipun sedikit. Berterimakasihlah dan berikan senyuman pada suamimu agar Allah juga memberikan rezeki lebih banyak lagi.

Dan yang terakhir, hormatilah kepada kedua orang tuanya. Kebanyakan para istri cemburu dengan ibu dari suaminya. Padahal, kita sebagai seorang istri harus menyadari bahwa kedudukan ibu mertua di atas kita. Ia berhak lebih mengutamakan ibunya dibanding kita. Karena setelah menikah, suami tetap milik ibunya, sedangkan kita menjadi milik suami seutuhnya. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu mertua, sayangilah ia sebagaimana kita menyayangi ibu kita sendiri, dengarkan setiap ia bercerita, terimalah saran darinya meski terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita, agar ia juga menganggap kita anaknya sendiri yang mampu mengurus anak laki-lakinya dengan baik. Tentunya, bila hubungan kita dengan ibu mertua baik, suami juga akan senang dan lebih menghargai kita sebagai istrinya :)

Mungkin banyak dari kita yang ingin menjadi tipikal seseorang yang sulit dilupakan suami, akan tetapi apakah kita telah melakukan suatu hal yang membuat suami kita selalu terbayang dengan kebaikan kita? Kita sendiri yang bisa menilai..

Semoga kurang lebihnya tulisan ini, bisa menjadi bahan renungan kita agar menjadi istri yang lebih baik lagi, menjadi bidadarinya di dunia dan di akhirat kelak yang berakhlak shalihah, sehingga suami selalu meridhai setiap langkah kita, agar pintu Surga kita sebagai istri terbuka luas di akhirat nanti. Aamiin ya Rabbal Alamiinn..

13 May 2015.

Tulisan Istri: Balqis Az Zahra

Monday, October 13, 2014

Sukuk Korporasi di Indonesia


PERKEMBANGAN SUKUK KORPORASI DI INDONESIA BELUM TERLALU SIGNIFIKAN

M. Iman 300x180 PERKEMBANGAN SUKUK KORPORASI  DI INDONESIA BELUM TERLALU SIGNIFIKAN
Muhammad Iman Sastra Mihajat, Founder dan President Director di Iman Institute of Islamic Finance (IIIF)  saat menyampaikan dalam acaraCoorporate Sukuk di Hotel Ritz Carlton Malaysia, 24-25 September. (Foto : Facebook Muhammad Iman Sastra Mihajat)
Jakarta, 5 Dzulhijjah 1435/29 September 2014 (MINA) – Seorang ahli dalam perbankan Islam dan industri keuangan di Indonesia, Muhammad Iman Sastra Mihajat, mengemukakan, perkembangan sukuk di Indonesia khususnya sukuk korporasi, belum terlalu signifikan, karena masih didominasi oleh sukuk negara (SBSN).
Muhammad Iman saat dihubungi  Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Senin (29/9), menjelaskan, untuk global, quartal pertama pada tahun 2014, penerbitan sukuk korporasi hanya 5.7 milyar dolar AS, sedangkan sedangkan sukuk negara sebesar 24.4 milyar dolar AS.
Berikutnya pada di kuartal kedua 2014, penerbitan sukuk korporasi naik menjadi 9.5 milyar  dolar  AS dan sukuk negara naik sedikit menjadi 25.4 milyar dolar AS.
“Kebanyakan sukuk yang diterbitkan lebih banyak didominasi oleh sukuk murabahah. Kalau di Malaysia kebanyakan sukuk murabahah ini menggunakan akad bay al-inah yang dilarang di Indonesia mencapai 42.7%, dan sukuk ijarah sebanyak 20.9%. Selebihnya baru disusul oleh sukuk mudharabah, salam, istishna, sukuk intifa’ dan lain lain”, katanya.
Ia menjelaskan, untuk negara Hongkong, Cina, Thailand dan Brunei, mereka belum banyak mengeluarkan Sukuk. tapi saat ini mulai ingin menerbitkan sukuk karena potensi pasarnya sangat besar.
“Kita akan bekerjasama dengan Thailand beberapa bulan kedepan. Pertama kita akan memberi pelatihan pada para praktisi pasar modalnya dan selanjutnya akan kita berikan advisory dalam menerbitkan sukuk” ujar Iman yang adalah juga Head Shariah Unit dan Assistant President Director PT Bahana Artha Ventura sekaligus Founder dan President Director di Iman Institute of Islamic Finance (IIIF).
“Untuk sistem sukuk korporasi di Indonesia dan negara lain, perbedaan yang mencolok adalah di negara kita tidak memakai SPV (Super purpose vehicle),  semacam perusahaan kecil yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan sukuk itu diterbitkan,” kata Direktur Utama Iman Institute of Islamic Finance tersebut melanjutkan.
“Jadi yang bertindak sebagai SPV adalah originator atau emiten penerbitnya langsung yang menghandle” tambahnya.
Ia menjelaskan, sukuk saat ini adalah salah satu instrumen alternatif terbaik yang pernah ada bagi perusahaan perusahaan besar sebagai instrumen mekanisme pendanaan untuk mengambil potensi dana dari luar masuk ke Indonesia.
“ Mereka melihat sukuk adalah satu instrumen sumber pendanaan yang besar saat ini”, tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, sukuk bisa menjadi instrumen bagi perusahaan-perusahaan seperti asuransi, dana pensiun dan lain lain sebagai investasi untuk jangka menengah dan jangka panjang.
Ia menjelaskan pula, di Malaysia, penerbitan sukuk korporasi oleh perusahaan diberikan berbagai insentif
“Bagi Indonesia, mungkin tantangan kedepan adalah harusnya dapat memberikan berbagai macam insentif termasuk pemotongan biaya-biaya oleh pemerintah sebagai salah satu instrument pemotongan pajak.”
“Jika Indonesia banyak memberikan insentif dan pengurangan biaya, maka akan banyak perusahaan-perusahaan  lain yang akan ikut menerbitkan sukuk,” tambahnya. (L/P005/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber: http://mirajnews.com/id/ekonomi/perkembangan-sukuk-korporasi-di-indonesia-belum-terlalu-signifikan/

Thursday, May 29, 2014

RI-PAKISTAN PERLU TINGKATKAN KERJASAMA EKONOMI


PAKAR: RI-PAKISTAN PERLU TINGKATKAN KERJASAMA EKONOMI

M. Imam Sastra Mihajat PAKAR: RI PAKISTAN PERLU TINGKATKAN KERJASAMA EKONOMIJakarta, 19 Rajab 1435/18 Mei 2014 (MINA) – Ahli dalam perbankan Islam dan industri keuangan di Indonesia,Muhammad Iman Sastra Mihajat berpendapat, Indonesia dan Pakistan harus bisa lebih meningkatkan hubungan bilateral terutama di sektor ekonomi mikro.
  “Sebenarnya Indonesia dan Pakistan memiliki kesamaan dalam hal pengentasan  kemiskinan dan pengangguran. Bedanya indonesia jauh lebih maju dari Pakistan. Kedua negara  sebenarnya bisa saling belajar satu sama lain,” kata Muhamad Iman saat dihubungi MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Ahad (18/5).
 “Pakistan juga bisa belajar dari Indonesia tentang banyak hal seperti pengelolaan BMT (Baitul Mal wat Tanwil) dan koperasi syariah. Kegiatan ini   langsung memberikan layanan pembiayaan ke sektor kecil yang kedepan mampu menekan angka kemiskinan di Indonesia sehingga diharapkan mampu menyediakan lapangan kerja yang banyak kepada masyarakat sekitar” tambahnya.
Ia juga mengatakan,Bank syariah di Pakistan juga harus belajar dengan bank syariah di Indonesia tentang bagaimana caranya memberikan layanan pembiayaan ke sektor mikro kecil. Apa saja infrastruktur yang harus disiapkan, manajemen risikonya seperti apa.
“Sebaliknya, penerapan ekonomi dan keuangan syariah termasuk sangat baik di Pakistan, apalagi didorong oleh pemerintah termasuk Bank Central Pakistan sendiri yang terus meningkatkan peran mereka dalam melayani masyarakat menengah kebawah” jelasnya.
Menurut laporannya saat ia mengisi pada acara seminar ekonomi syariah di Islamabad, Pakistan pada 5-9 Mei lalu, sebenarnya Pakistan dan Indonesia memiliki kesamaan, yaitu populasi msyarakat menengah ke bawahnya sangat mendominasi penduduk. Hanya,  Pakistan masih belum semaju Indonesia, dan penghasilan penduduknya masih dibawah rata-rata indonesia
“Permasalahan yang masih dihadapi Pakistan sekarang adalah  masih banyak bank syariah yang  enggan memasuki sektor keuangan syariah mikro” ujar Peneliti Islamic Development Bank tersebut.
“Bagusnya, Pakistan memiliki ilmuwan- ilmuwan handal di bidang keuangan syariah, sedangkan Indonesia masih belum memiliki pakar-pakar syariah setaraf tersebut. Mungkin kita bisa belajar dari mereka” katanya
Menurut  Muhammad Iman, kelebihan lain, Pakistan mempunyai orang-orang handal dibidang ekonomi dan keuangan syariah yang diakui dunia, namun kekurangannya, sistem keuangan syariah mereka masih sangat kurang melirik sektor mikro, karena mereka masih mengkhawatirkan risiko yang sangat besar dan memerlukan infrastruktur yang lebih baik lagi jika mau masuk sektor ini.
Selanjutnya ia juga menjelaskan ekonomi Syariah di Islamabad termasuk sangat baik. masyarakatnya juga sangat sadar akan pentingnya ekonomi dan keuangan syariah. layaknya di indonesia, rata-rata masyarakat Pakistan ingin berpindah dari konvensional ke syariah. akan tetapi permasalahannya adalah pemahaman terhadap konsep bank itu sendiri masih terjadi perdebatan di antara mereka. akan tetapi market share mereka masih lebih dibandingkan Indonesia.
 “Saat ini market share perbankan syariah mereka sudah mencapai 10 persen, sedangkan di Indonesia masih 4,8 persen. Bank Central Pakistan menargetkan untuk meraih 15 persen dalam 1 tahun kedepan, meskipun bagi sebagian orang ini terlalu ambisisus, akan tetapi minimal pangsa pasar bank syariah akan naik sekitar dua persen” tambahnya.
 “Cara yang mereka lakukan sama persis seperti yang dilakukan pemerintah indonesia, dengan memberikan program pembiayaan kepada rakyat kecil menengah dengan margin yang rendah dan memberikan dukungan  kepada lembaga-lemabaga keuangan mikro agar berkembang lebih pesat dan lain lain” kata Muhammad iman.
“Prospek perekenomian di Islamabad sangat baik, kedepannya jika pemerintah dan lembaga keuangan mampu menyerap sektor UMKM dengan baik, saya yakin ekonomi akan lebih baik lagi dari sekarang”tambahnya. (L/P010/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)    

Saturday, May 10, 2014

Tawarruq Practice for Liquidity Management: Study Comparative Between Komoditi Syariah Indonesia and Bursa Suq Al-Sila' Malaysia

To access the journal, click link below:

MENSEJAHTERAKAN INDONESIA DENGAN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH


MENSEJAHTERAKAN INDONESIA DENGAN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH
Muhammad Iman Sastra Mihajat

1. Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu dari populasi negara terbesar di dunia, selain China, India, dan Amerika Serikat. Dengan memiliki 243 juta penduduk, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami tingginya jumlah angka kemiskinan. Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan sekitar 17,75% terjadi pada tahun 2006 (BPS, 1 Juli 2009). Maka dari itu, peran lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) sangat dibutuhkan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dengan memberikan pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil yang mampu menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Menyediakan pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menciptakan bisnis, bisa mengurangi secara langsung tingkat kemiskinan di Indonesia. Karena isu-isu kemiskinan dan pengangguran merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dari tahun ke tahun.
Sejumlah besar studi tentang kemiskinan menunjukkan bahwa pengecualian orang miskin dari sistem keuangan dan pelayanan merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap ketidakmampuan mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. LKMS sebagai salah satu lembaga keuangan Islam yang pada dasarnya didasarkan pada aturan syariah dan prinsip, didorong menjadi pemimpin penyaluran dana kepada orang-orang menengah ke bawah dan berpenghasilan rendah. Lembaga keuangan mikro syariah berperan sebagai fasilitator dalam menyalurkan dana kepada masyarakat menengah ke bawah melalui intermediasi sosial dan program pembiayaan berbasis kerjasama. Dana untuk penyaluran pembiayaan bisa bersumber dari sumber internal (pemilik modal) ataupun eksternal, yaitu dari zakat, wakaf tunai, infaq, dan sedekah.
Adalah sebuah keharusan jika Indonesia harus memiliki alat yang ampuh untuk mengatasi isu kemiskinan di Indonesia. Dari berbagai penelitian di dunia menyebutkan, bahwasanya penyaluran pembiayaan mikro syariah kepada masyarakat menengah ke bawah telah terbukti mampu menjadi alat untuk pengentasan kemiskinan. Karena pemasalahan yang terjadi saat ini adalah mengecualikan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah terhadap penyediaan jasa keuangan dari sistem keuangan formal. Penyediaan pembiayaan mikro Islam kepada orang miskin akan meningkatkan pendapatan rumah tangga dan keamanan ekonomi, membangun aset dan mengurangi kerentanan, menciptakan permintaan untuk barang dan jasa lainnya (terutama gizi, pendidikan, dan kesehatan), dan merangsang ekonomi lokal (Obaidullah dan Khan, 2008). Karena, Indonesia adalah negara dengan pasar terbesar mayoritas Muslim di dunia, memiliki keuangan mikro dan keuangan pedesaan sektor yang sangat kompleks yang telah berkembang selama lebih dari satu abad (Seibel, 2004). Artinya, Indonesia memiliki pengalaman yang handal dalam memberikan pembiayaan keuangan kepada golongan menengah ke bawah.
Permasalah utama yang menyebabkan terhambatnya #IndonesiaMoveOn adalah akses mereka terhadap pembiayaan yang murah lagi kompetitif. Jika kita lihat mengapa Muhammad Yunus sang penemu Grameen Bank dianugerahkan Nobel Perdamaian adalah karena ia mampu mensejahterakan masyarakat Bangladesh dengan konsep pinjaman hutang kepada masyarakat bawah, sehingga mereka semakin membaik keadaan ekonominya. Jika Indonesia bisa memberikan akses yang luas (financial inclusion) kepada masyarakat bawah, maka #IndonesiaMoveOn akan mampu untuk menjadi negara yang hebat dan bersaing dengan China dan Amerika.
Hal ini juga dilakukan dalam rangka untuk memiliki ekonomi yang baik dan kehidupan sosial Islam yang mapan dengan mendorong orang untuk melakukan bisnis dan kewirausahaan. Karena salah satu hadits disebutkan bahwa lebih dari sembilan puluh persen rizki itu diberikan kepada pengusaha. Sedangkan permasalahan utama bagi orang-orang menengah ke bawah adalah mereka tidak memiliki modal (uang) yang cukup untuk memulai bisnis dan tidak ada akses ke jasa keuangan. Sehingga, kita menghadapi masalah media informasi antara keuangan syariah terutama dengan kelompok masyarakat tidak mampu.
Oleh karena itu, kebanyakan orang miskin mengalami kesulitan untuk mengakses dana karena tidak sesuai dengan kriteria bank pada umumnya. Maka saya menawarkan skema pembiayaan mikro syariah yang baik, agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Hal ini bisa dipakai juga oleh lembaga keuangan syariah lainnya jika ingin menawarkan pembiayaa mikro syariah kepada orang miskin tanpa ribā, gharar, dan maysir.

2 . Definisi, konsep, dan peran keuangan mikro dalam sistem ekonomi
Pembiayaan mikro adalah pembiayaan kecil yang disediakan bagi masyarakat miskin dan melibatkan produk jasa keuangan lainnya seperti tabungan, asuransi, pensiun, dan layanan pembayaran (Wrenn, 2005) yang terkait dengan pembiayaan modal kerja yang disalurkan kepada pengusaha mikro dan kecil untuk kegiatan yang menghasilkan pendapatan (Guntz, 2011).
Microcredit Summit (1997) mendefinisikan keuangan mikro sebagai "program yang memberikan pembiayaan kecil kepada orang-orang yang sangat miskin untuk proyek-proyek wirausaha yang menghasilkan pendapatan yang memungkinkan mereka untuk mengurus diri sendiri dan keluarga mereka" (Rahman, 2007). Antonio (n.d.); Ascarya dan Sanrego (n.d.), mendefinisikan keuangan mikro berdasarkan klasifikasi di atas batas kredit yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah oleh lembaga keuangan Islam. Dengan mendefinisikan klasifikasi keuangan mikro akan mampu mencapai pendapatan masyarakat miskin dan rendah, untuk membantu dan membimbing mereka dalam bisnis dan mandiri. Secara umum, pembiayaan mikro mengacu pada membuat pinjaman kecil yang tersedia untuk masyarakat miskin (terutama yang secara tradisional dikecualikan dari jasa keuangan) melalui program yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan keadaan mereka (Khan, 2008).
Inisiatif keuangan mikro menjadi lebih populer saat ini di banyak negara-negara Islam meskipun sebelumnya itu didominasi oleh sistem konvensional. Banyak artikel dan kertas kerja ditulis mengenai ide atau model tentang bagaimana untuk mengislamkan keuangan mikro.
Di antara fitur dari keuangan mikro adalah pencairan pembiayaan ukuran kecil kepada penerima baik pengusaha mikro atau masyarakat miskin dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan dari proyek baru atau perluasan bisnis. Biasanya, persyaratan dan kondisi pinjaman yang mudah dipahami sangat fleksibel  dengan keadaan mereka. Hal ini disediakan untuk pembiayaan jangka pendek dan pembayaran dapat dilakukan secara harian, mingguan, atau bulanan. Prosedur dan proses penyaluran pembiayaan haruslah lebih mudah dan cepat. Modal tambahan juga dapat diberikan setelah pelunasan pinjaman sebelumnya. Lembaga keuangan mikro memberikan kepada jasa keuangan yang buruk kewirausahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mereka. Program keuangan mikro yang baik ditandai dengan pembiayaan skala kecil, biasanya pinjaman jangka pendek, efisien, disederhanakan, pencairan cepat pinjaman berulang setelah pembayaran tepat waktu, lokasi yang nyaman, dan waktu pelayanan yang singkat (Obaidullah dan Khan, 2008) .
Misi utama dari keuangan mikro adalah untuk membantu masyarakat miskin dalam membantu diri mereka untuk mandiri secara ekonomi (Rahman, 2007). Ada beberapa penulis yang disebutkan dalam makalah mereka tentang tujuan utama dari lembaga keuangan mikro yang untuk mengentaskan kemiskinan. Hal ini secara luas diyakini bahwa program keuangan mikro akan meningkatkan pendapatan dan memperluas pasar keuangan dengan memberikan pembiayaan, antara layanan lain, untuk pengusaha kecil (Shimelles dan Zahidul, 2009). Hingga saat ini, keuangan mikro telah muncul sebagai instrumen penting untuk membantu sejumlah besar kelompok anggota masyarakat yang "unbankable", sebagai alat untuk membantu mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di bagian yang diabaikan dunia.

3 . Skema Pembiayaan
Sebagian besar lembaga keuangan mikro saat ini adalah konvensional dan berbasis kepentingan. Lembaga keuangan mikro konvensional sering dikritik karena suku bunga selangit dan sangat memberatkan bagi para pengusaha mikro dan kecil. Hal ini terutama disebabkan oleh biaya transaksi yang lebih tinggi seperti penyediaan layanan pemantauan, saran, dan asuransi kesehatan (Wilson, 2007). Namun, lembaga keuangan mikro syariah yang memberikan pelayanan kepada pengusaha mikro dan kecil masih sangat minim sekali  hanya di daerah saja. Lembaga-lembaga ini sebagian besar menggunakan format pinjaman kelompok berdasarkan dari Lembaga Keuangan Mikro konvensional. Lembaga keuangan mikro syariah juga mengalami kesulitan dalam memperoleh dana dari eksternal. Sementara beberapa dana yang tersedia dari instansi pemerintah, sering mengalami persyaratan dan kondisi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ada beberapa kekurangan Keuangan Mikro Islam, hanya beberapa dari mereka yang sesuai dengan syariah, terutama yang dioperasikan oleh program keuangan mikro Hodeibah Yaman, inisiatif keuangan mikro berbasis UNDP Murabahah di Jabal al-Hoss di Suriah, skema keuangan mikro berbasis Qardhul Hasan yang ditawarkan oleh Yayasan Tekun di Malaysia, skema yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Islam Bangladesh (Rahman , 2007).
Berikut adalah beberapa gambaran keuangan mikro syariah di beberapa negara maju terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara dari Islamic Microfinance Laporan (2009). Di Pakistan, selain dari bank-bank yang menyediakan jasa keuangan mikro, ada beberapa orang dari lembaga keuangan mikro syariah sebagai nama Akhuwat dan Islamic Relief yang berbasis qard hasan dan pembiayaan murabahah. Pakistan telah mengembangkan struktur masjid berpusat unik. Tidak ada dana dari donor internasional atau lembaga keuangan. Semua kegiatan berputar di sekitar masjid dan melibatkan interaksi yang dekat dengan masyarakat. Sementara itu, di Bangladesh, sebagai negara pertama yang mengadopsi keuangan mikro, mereka menggunakan murabahah dan bay’ muajjal dalam memberikan pembiayaan. Sistem Grameen mendominasi pasar di Bangladesh, di mana ia telah banyak ditiru oleh berbagai MFOs besar dan kecil  Sistem ini dipelopori oleh Profesor Yunus pada tahun 1976, dan telah berkembang sangat pesat sejak. Di Indonesia, mereka mempertahankan konvensional / syariah sistem microbanking ganda, yang meliputi bank konvensional pedesaan (Bank Perkreditan Rakyat atau BPR) dan BPR Syariah (Bank pembiayaan Rakyat Syariah atau BPRSs). Setiap BPRS memiliki papan syariat untuk memantau kesesuaian produk untuk prinsip-prinsip Islam. Berbeda dengan banyak program keuangan mikro syariah. Malaysia mendirikan beberapa organisasi di bawah naungan instansi pemerintah untuk menyediakan keuangan mikro untuk usaha kecil dan menengah dengan menggunakan berbagai macam produk keuangan syariah. Selain lembaga keuangan, upaya juga telah dilakukan untuk mendiversifikasi sumber pinjaman untuk usaha mikro dan masyarakat miskin , yang mencakup Amanah Ikhtiar Malaysia dan pialang gadai syariah (Ar-rahnu).

4. Isu Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia
Masalah kemiskinan dan pengangguran telah menjadi musuh bagi masyarakat di seluruh dunia. Kedua isu ini, selalu menjadi logo untuk calon presiden dan kepala negara yang ingin menjadi pemimpin untuk mempromosikan dua hal ini agar mendapatkan simpati dari sebagian besar orang. Karena jika dua masalah ini diselesaikan, semua orang menjadi bahagia dan menunjukkan bahwa kepemimpinannya telah berhasil.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), data kemiskinan di Indonesia menurun dari tahun 1998 24,23% dibandingkan tahun 2005 15,97%, dan meningkat sedikit pada tahun 2006 17,75% dan penurunan pada tahun 2007 dan 2008, 16,58% dan 15,42% (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), No 43/07/Th . XII, Juli pertama 2009).
Pemerintah Indonesia dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan melakukan banyak program seperti memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada orang-orang miskin. Meskipun tindakan ini menurut pendapat saya bukan cara yang tepat karena tidak terlalu berdampak kepada pengurangan kemiskinan yang ada di Indonesia. Sebenarnya, kita mampu memberikan alternatif lain seperti memberikan kepada orang-orang menengah ke bawah sebuah pembiayaan yang berbasis syariah sehingga mereka bisa produktif dan menghasilkan, sehingga perputaran keuangan bisa merata ke berbagai pihak. Kegiatan usaha ini akan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah daerah dan meningkatkan PDB untuk pendapatan nasional.
Di sisi lain, ada niat baik presiden kita (SBY) yaitu Pelita (Perencanaan lima tahun) pembangunan dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Pada saat yang sama, pertumbuhan pembangunan ekonomi nasional hanya 7% per tahun, lebih rendah dari ambang kemiskinan menjadi 8%, mengurangi tingkat pengangguran menjadi 5%, sehingga tidak mudah untuk mencapai tujuan. Untuk mewujudkan program ini, pertemuan di puncak pada tanggal 29 dan 30 Oktober telah diselenggarakan di Jakarta oleh Kamar Dagang dan Industri, dihadiri oleh lebih dari 1000 orang. Pertemuan puncak ini mengambil tema "Membuat Sejahtera, bijaksana, dan Demokrasi Indonesia." Dalam acara ini, SBY menekankan bahwa "setiap rintangan untuk meningkatkan kinerja ekonomi harus ditangani secara serius." Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran (Asianews.com, Oktober 2009).

5 . Keuangan Mikro Syariah
Islam adalah agama yang komprehensif mencakup semua sektor kehidupan manusia, individu, dan sosial, material dan moral, ekonomi dan politik, hukum dan budaya, nasional dan internasional. Karena tujuan dari keuangan mikro syariah adalah untuk menyalurkan dana kepada orang miskin yang membutuhkan modal untuk melakukan bisnis sesuai dengan prinsip Islam dengan mendorong orang untuk melakukan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu masyarakat yang mapan dan adil.
Namun pada dasarnya, praktek keuangan mikro Grameen Bank termasuk yang didirikan oleh Muhammad Yunus adalah berbasis riba. Oleh karena itu, saya mengusulkan untuk memperbesar skala keuangan mikro yang sesuai dengan syariah ke berbagai daerah kecamatan dan pedesaan yang berbasis Islami baik itu jual beli, profit, and loss sharing yang berbasis aktivitas ekonomi riil. Karena Indonesia adalah salah satu dari negara muslim terbesar di dunia dan kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. Munculnya keuangan mikro akan menjadi alat untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
Sebagai alternatif untuk riba', konsep jual beli dan bagi hasil adalah sebagai modus yang ideal pembiayaan dalam keuangan Islam. Diharapkan bahwa keuntungan ini dan loss sharing akan dapat secara signifikan menghapus distribusi tidak merata pendapatan dan kekayaan yang kemungkinan untuk mengendalikan inflasi sampai batas tertentu [Siddiqui, 2001]. Selain itu, keuntungan dan kerugian berbagi dapat menyebabkan alokasi yang lebih efisien dan optimal dari sumber daya dibandingkan dengan sistem berbasis bunga. Dengan demikian, akan menjamin keadilan antar pihak yang terlibat.

6. Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam Membangun Indonesia
Perkembangan perbankan dan keuangan syariah akhir-akhir ini di Indonesia meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir karena permintaan dari pelanggan sangat besar dan antusias. Menariknya lagi, rata-rata perbankan syariah banyak menfokuskan diri kepada pelayanan masyarakat kelas menengah ke bawah. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil laporan tahunan Bank Indonesia yang menunjukkan bahwasanya 70 persen lebih pembiayaan perbankan syariah disalurkan kepada rakyat kecil menengah atau mikro.
Secara umum, bank biasanya enggan memberikan pembiayaan kepada masyarakat kecil dan miskin karena risiko yang mereka hadapi lebih besar dari nasabah lain pada umumnya. Akan tetapi, hal ini ditampik oleh perkembangan perbankan syariah. Karena pada kenyataannya, nasabah mikro dan kecil lebih taat dalam melunasi kewajiban mereka.
Peran dalam pemberian pembiayaan mikro syariah kepada pengusaha mikro dan kecil bisa dilakukan oleh BMT, Koperasi Syariah, dan Lembaga filantropi lainnya seperti  #Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PKPU, Baznas, dan lain lain. Mereka bisa menggunakan dana zakat, wakaf tunai, dan sedekah dari umat.
Sehingga jikalau para nasabah telah mampu dari aspek ekonomi, maka pendidikan anak mereka juga akan semakin tinggi. Sehingga Indonesia dalam beberapa tahun mendatang mampu mengurangi angka kemiskinan dikarenakan anak-anak bangsa telah mampu memiliki pendidikan yang lebih baik. Karena permasalahan kemiskinan disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tentunya model pemberian pembiayaan kepada masyarakat kecil ke bawah harus baik. Karena manajemen risikonya juga harus dikelola dengan matang. Lembaga keuangan mikro syariah wajib memberikan penataran kepada para nasabahnya sehingga mereka mampu mengatur bisnis mereka dan mengelolanya dengan baik.

7. Model Keuangan Mikro
Model yang paling terkenal sampai saat ini adalah model Bank Grameen keuangan mikro yang ditemukan oleh Muhammad Yunus pada tahun 1983 pada prinsip-prinsip kepercayaan dan solidaritas. Muhammad Yunus (Guru Besar Ekonomi dari Universitas Chittagong Bangladesh), telah menemukan ide cemerlang untuk solusi terbaik dalam membantu orang miskin keluar dari kemiskinan mereka, yang kemudian tumbuh di seluruh dunia. Awalnya dimulai di Jobra, Bangladesh dan kemudian dikenal sebagai Grameen Bank, bank terbesar di Bangladesh dan organisasi kredit mikro terbesar di dunia. Grameen Bank memberikan kredit mikro untuk yang termiskin dari yang miskin di pedesaan Bangladesh tanpa jaminan. Di Grameen Bank, kredit adalah biaya senjata yang efektif untuk memerangi kemiskinan dan berfungsi sebagai katalis dalam pengembangan keseluruhan sosio-ekonomi.
Sebenarnya Bank BRI sudah memulainya duluan di tahun 1970-an. Meski awalnya mengalami banyak kesulitan, akan tetapi pada tahun 1980-an, Bank BRI berhasil membukukan keuntungan yang fantastis dan menjadi Bank komersial pertama yang fokus pada pembiayaan mikro.
Menurut Dusuki (2008), ada beberapa fitur penting dalam merancang model pemberian pembiayaan keuangan mikro syariah, di antaranya:
7.1. Mengintegrasikan Intermediasi Sosial
Intermediasi sosial dibutuhkan untuk memecahkan masalah moral hazard atau minimal menguranginya. Menurut Dusuki, 2008; Benet et al, 1996; Pitt & Khandker, 1996; intermediasi sosial adalah "sebuah proses di mana investasi dilakukan dalam pengembangan sumber daya manusia dan modal institusional, dengan tujuan meningkatkan kemandirian kelompok marjinal, menyiapkan mereka untuk terlibat dalam intermediasi keuangan formal.”
Intermediasi sosial berbeda dari jenis umum lainnya yang merupakan pelayanan kesejahteraan social. Karena menawarkan mekanisme yang memungkinkan penerima untuk menjadi klien yang harus siap untuk masuk ke dalam kontrak yang melibatkan kewajiban timbal balik. Aspek intermediasi sosial akhirnya harus mempersiapkan individu untuk masuk ke dalam hubungan bisnis yang kuat dengan lembaga keuangan formal. Proses ini biasanya melibatkan anggota pelatihan akuntansi dasar dan manajemen keuangan serta strategi bisnis untuk menjamin kelangsungan dan keberlanjutan jasa keuangan yang ditawarkan. 
7.2 Pembiayaan berbasis kelompok
Banyak lembaga keuangan mikro yang sukses di seluruh dunia mengadopsi pendekatan pinjaman berbasis kelompok memanfaatkan rekan pemantauan dan mekanisme penjaminan satu sama lain. Pendekatan berbasis kelompok biasanya melibatkan pembentukan kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama untuk mengakses layanan keuangan. Salah satu fitur penting dari pinjaman berbasis kelompok adalah penggunaan tekanan teman sekelompok sebagai pengganti agunan. Hal ini telah terbukti secara empiris sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk monitoring. Hal ini juga mampu mengurangi biaya transaksi dalam penyaluran kredit dan pengeluaran (pencairan, monitoring, dan enforcement).
Pemberian pembiayaan sebenarnya dapat dilakukan baik secara bergiliran di kelompok tersebut atau langsung kepada per-orangnya, akan tetapi mereka  dapat bekerjasama dalam berbagai hal seperti; sharing dalam hal penjualan, sharing dalam hal pencatatan keuangan, sharing dalam mengatasi masalah dalam bisnis. Selain itu, lembaga keuangan mikro syariah juga bisa memberikan training tambahan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis mereka untuk menjadi lebih baik lagi.
7.3 Menyimpan Mobilisasi
Tabungan adalah elemen penting dalam membangun lembaga keuangan mikro mandiri. Dengan adanya tabungan dari penerima pembiayaan mikro syariah, setidaknya mereka memiliki dana persiapan yang bisa digunakan kapan pun untuk keperluan mendesak dan mendadak. Beberapa lembaga besar seperti Bank BRI, Grameen Bank, Amanah Ikhtiar Malaysia, dan beberapa lembaga keuangan mikro telah menggunakan beberapa bentuk simpanan wajib, di mana debitur diwajibkan menyimpan sebagian dari jumlah yang mereka pinjam. Alasan di balik tabungan wajib adalah untuk mengurangi masalah moral hazard di lembaga-lembaga keuangan mikro. Karena ada banyak masalah yang saat ini terjadi di Indonesia di mana banyak BMT (satu Keuangan Mikro di Indonesia) menderita kerugian besar karena masalah moral hazard.
Selain tabungan wajib, biasanya ada juga simpanan sukarela, yaitu sebagian dari keuntungan nasabah ditabungkan untuk kebutuhan pengembangan bisnis jangka panjang.
7.4 Wanprestasi
Hal pertama dilakukan jika terjadi wanprestasi adalah lembaga keuangan mikro syariah harus memberikan tenggang waktu sehingga mereka mampu melunasinya, sebagaimana yang disarankan dalam Al-Quran. Atau konsep lainnya ketika terjadi wanprestasi oleh nasabah, tabungan nasabah di lembaga keuangan syariah tersebut dapat dijadikan uang cadangan dalam pembayaran kewajiban nasabah kepada bank. Atau cara yang paling umum adalah, mengikutsertakan nasabah ke dalam Takaful, sehingga ketika terjadi gagal bayar, maka Takaful akan menanggung seluruh kerugian yang dialami oleh lembaga keuangan mikro syariah. Maka dari itu, produk mikro Takaful menjadi tantangan baru saat ini di era keuangan syariah. 
7.5 Konsep Pembiayaan Mikro, Kerjasama Antara Bank Syariah, Lembaga Filantropi dan Koperasi
Pada dasarnya, komperasi dan lembaga filantropi bisa melakukan sendiri pembiayaan langsung kepada masyarakat menengah kebawah melalui dana yang mereka miliki seperti dana dari anggota jika termasuk koperasi atau BMT, atau dana dari zakat, sedekah, infaq, dan wakaf tunai yang diasuransikan ke Takaful. Akan tetapi, jika ingin bekerjasama dengan bank syariah dapat dilakukan dengan prosedural dibawah ini.
Prosedur dasar dalam menerapkan model keuangan mikro melalui koperasi dan lembaga filantropi seperti #Dompet Dhuafa diringkas sebagai berikut:
  1. a. Bentuk kelompok. Dalam rangka untuk mendapatkan pembiayaan, minimal harus ada empat atau lima anggota dalam kelompok yang dapat saling percaya satu sama lain. Untuk memastikan kerja sama, mereka terikat di bawah kontrak ta'awun atau kerja sama. Setiap anggota bertanggung jawab satu sama lain jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti moral hazard.
b. Pendekatan koperasi untuk mendapatkan pembiayaan, sehingga koperasi akan melaporkan kepada bank syariah kelompok yang ingin mendapatkan fasilitas.
  1. Bank syariah mentransfer dana ke koperasi dan lembaga filantropi sebagai pengelola.
  2. Koperasi akan mentransfer dana kepada anggota kelompok dan;
  3. Islamic Bank akan memberikan pelatihan mengenai manajemen, keterampilan, pelatihan aturan, dan regulasi dari bank.
  4. Kelompok ini akan membayar kembali pokok ditambah rugi laba sharing untuk koperasi dan kerugian berdasarkan kesepakatan yang dibuat dan berdasarkan kontrak yang digunakan di depan.
  5. Koperasi akan mentransfer pembayaran ke bank dan;
  6. Karena sebagian dari dana yang diambil dari zakat, sadaqah, dan wakaf, keuntungan akan dibagi menjadi satu untuk kegiatan produktif (refinancing), dan bagian dari itu akan mendistribusikan kepada yang membutuhkan untuk keperluan konsumsi.




Penutup
Tulisan ini hanyalah pembahasan singkat dalam blog saya mengenai bagaimana mensejahterakan masyarakat Indonesia dengan memberikan pembiayaan kepada masyarakat menengah ke bawah khususnya masyarakat miskin. Sehingga perekonomian mereka dapat membaik, kesehatan mereka terjamin, pendidikan anak-anak mereka juga semakin tinggi. Karena permasalahan utama bangsa ini adalah kurangnya tingkat pendidikan yang diraih oleh anak-anak bangsa.
Jika kemiskinan dapat teratasi dengan baik dengan pemberian pembiayaan mikro syariah plus pemberian training kepada mereka bagaimana berbisnis dengan baik. Maka Indonesia akan mampu menuju #IndonesiaMoveOn yang lebih baik, Indonesia yang mapan, dan mampu menyaingin negara maju lainnya seperti China, Jepang, Rusia, Jerman, dan Amerika.
Selain itu, penelitian juga harus digalakkan oleh lembaga-lembaga universitas. Karena negara-negara maju sangat menggalakkan penelitian di berbagai bidang, sehingga perekonomian mereka tumbuh dengan signifikan. Wallahua’lam bish shawab. #CJIndonesia

Muhammad Iman Sastra Mihajat, peserta dari:



Popular Posts